Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelelawar Meksiko Terancam Punah, Studi DNA Bisa Lindungi Mamalia Terbang Ini

Kompas.com - 07/07/2020, 17:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Mamalia terbang, seperti kelelawar, memiliki peranan penting dalam penyerbukan. Salah satunya spesies kelelawar asal Meksiko, yang sangat penting bagi penyerbukan tanaman agave.

Melansir The Independent, Selasa (7/7/2020), sebuah studi DNA tentang kelelawar tequila diklaim dapat membantu melindungi mamalia terbang dan minuman alkohol yang bernilai ekonomi tinggi bagi Meksiko.

Spesies kelelawar bernama latin, Leptonycteris yerbabuenae, memiliki ciri hidung yang panjang.

Kelelawar hidung panjang terancam punah

Mamalia yang kadang disebut kelelawar tequila ini memainkan peran penting dalam penyerbukan tanaman agave biru, yang merupakan bahan baku pembuatan minuman alkohol terpopuler di dunia, tequila.

Baca juga: Evolusi Virus Corona pada Kelelawar Terlacak, Ini Penjelasan Ilmuwan

Kendati demikian, tingginya pertumbuhan industri tequila selama dekade terakhir, membuat budidaya tanaman agave tidak lagi dilakukan secara alami.

Akibatnya, tidak hanya membuat populasi dan keragaman tanaman ini semakin berkurang, tetapi secara genetik lebih rentan terhadap penyakit.

Selain itu, dampak dari kloning tanaman yang ditanam petani dan ditebang sebelum berbunga, membuat populasi kelelawar hidung panjang juga semakin menurun.

Ilustrasi kelelawar buah. Dok. Shutterstock Ilustrasi kelelawar buah.

Baca juga: Kelelawar Membawa Banyak Virus Corona, Mengapa Tidak Ikut Sakit?

Kelelawar hidung panjang ini telah masuk dalam daftar merah IUCN, untuk spesies yang terancam punah.

Oleh karena itu, petani tanaman agave biru mulai didorong agar memungkinkan peran kelelawar untuk menyerbuki tanaman ini dengan imbalan sertifikasi tequila berlabel 'ramah kelelawar'.

"Kelelawar tequila itu indah, terutama setelah mereka kembali dari makan ketika mereka kembali tertutup serbuk sari, benar-benar kuning, tanda betapa pentingnya mereka bagi ekosistem ini," kata pakar kelelawar, Dr Angelica Menchaca, yang memimpin penelitian di Universitas Bristol.

Para peneliti mengambil sampel kulit dari dua populasi kelelawar yang berbeda untuk mencoba memahami cara terbaik untuk melindungi mereka dari hilangnya habitat dan ancaman lainnya.

Ilustrasi tanaman agave, bahan baku pembuatan minuman alkohol terpopuler di dunia, tequila. Penyerbukan alami tanaman ini dilakukan oleh kelelawar hidung panjang, yang dikemudian dikenal sebagai kelelawar tequila.WIKIMEDIA COMMONS/Jay8085 Ilustrasi tanaman agave, bahan baku pembuatan minuman alkohol terpopuler di dunia, tequila. Penyerbukan alami tanaman ini dilakukan oleh kelelawar hidung panjang, yang dikemudian dikenal sebagai kelelawar tequila.

"Kami memasuki gua-gua terpencil di Meksiko yang dipenuhi ribuan bayi kelelawar, semua dikemas bersama di pembibitan, menunggu induk mereka kembali," kata Dr Menchaca.

Pentingnya konservasi kelelawar hidung panjang

Dr Mechaca menambahkan penelitian dilakukan dengan mengumpulkan sampel kulit DNA dari sayap kelelawar yang dapat sembuh sendiri dengan cepat dan tidak membahayakan mereka.

Selanjutnya, tim menganalisa sampel DNA mitokondria untuk mengidentifikasi dua garis ibu yang berbeda, yakni satu yang bermigrasi ke Gurun Sonora pada musim semi untuk melahirkan dan menyerbuki tanaman.

Sedangkan sampel lainnya, yakni kelelawar yang menghuni Meksiko selatan sepanjang tahun, membentuk dan mengembangkan koloni yang besar di musim dingin.

Baca juga: Virus Corona dan Kelelawar, Berevolusi Bersama Selama Jutaan Tahun

Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal ilmial Global Ecology and Conservation. Dalam jurnal ini Dr Menchaca menjelaskan bertentangan dengan praktik saat ini, penelitian ini menunjukkan spesies tersebut harus dikelola sebagai dua unit konservasi di Meksiko.

"Kami telah menunjukkan populasi kelelawar tequila yang membangun koloni bersalin di Gurun Sonora di Meksiko utara menunjukkan perilaku migrasi yang berbeda," ungkap Dr Menchaca.

Koloni kelelawar hidung panjang ini berkembang biak selama musim panas, memiliki persyaratan habitat yang khusus dan termasuk dalam garis induk yang berbeda dengan keluarga mereka di selatan.

Baca juga: Ilmuwan Temukan 6 Jenis Baru Virus Corona pada Kelelawar

Dalam konteks saat ini, kata Dr Menchaca, tentang laju percepatan kehilangan habitat, meningkatkan terhadap kelelawar dan penurunan apresiasi sebagai bagian penting dari ekosistem.

"Ini memahami bagaimana kita dapat membantu mendukung spesies penting ini agar dapat bertahan dari ancaman tersebut," jelas dia.

Saat ini, timnya tengah mempelajari perbedaan lain yang terkait dengan perilaku dan morfologi kelelawar tequila ini untuk membantu memahami bagaimana spesies ini beradaptasi dengan beragam habitat, agar tidak terancam punah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com