Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Petunjuk Sumber Energi Galaksi Bima Sakti

Kompas.com - 06/07/2020, 19:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Para ilmuwan astronomi kembali mengungkapkan penemuan baru tentang pusat galaksi Bima Sakti.

Penemuan itu telah dilaporkan dalam jurnal Science Advances pada 3 Juli 2020 lalu, yang menguak petunjuk baru tentang sumber kekuatan galaksi kita.

Hal itu diungkapkan L. Matthew Haffner dari Embry-Riddle Aeronautical University, seperti dikutip dari Phys, Senin (6/7/2020).

Haffner yang juga asisten profesor fisika dan astronomi di institusi ini mengatakan pusat Bima Sakti berdesir dengan hidrogen yang telah terionisasi dari elektronnya, sehingga energinya sangat kuat.

Baca juga: Gas Aneh Dekati Jantung Galaksi Bima Sakti, Mungkinkah Lubang Hitam?

"Tanpa sumber energi yang berkelanjutan, elektron bebas biasanya menemukan satu sama lain, dan bergabung kembali untuk kembali ke keadaan netral dalam waktu singkat," jelas dia.

Lebih lanjut Haffner mengatakan dengan cara baru melihat gas yang terionisasi, seharusnya membantu peneliti menemukan jenis sumber energi yang bertanggung jawab untuk menjaga agar semua gas itu tetap berenergi.

Saat cuaca cerah dan tak ada polusi cahaya, Milky Way atau Galaksi Bima Sakti bisa terlihat di langit dan difoto menggunakan kamera.Yoga Hastyadi Widiartanto/Kompas.com Saat cuaca cerah dan tak ada polusi cahaya, Milky Way atau Galaksi Bima Sakti bisa terlihat di langit dan difoto menggunakan kamera.

Baca juga: Misteri Bobot Galaksi Bima Sakti Akhirnya Terpecahkan

Red flag di pusat Bima Sakti

Untuk menentukan jumlah energi atau radiasi di pusat galaksi Bima Sakti, para peneliti harus mengintip melalui teleskop tertentu.

Diselimuti dengan lebih dari 200 miliar bintang, galaksi Bima Sakti juga memiliki bidang-bidang gelap, debu dan gas antarbintang.

Bob Benjamin, pakar struktur bintang dan gas di Bima Sakti terkemuka dari University of Wisconsin mengamati data dari Wisconsin H-Alpha Mapper (WHAM) yang telah ada sejak dua dekade lalu, ketika dia melihat 'red flag' ilmiah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com