Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayoritas Pasien Covid-19 yang Sulit Mencium Bau, Sembuh dalam Sebulan

Kompas.com - 05/07/2020, 12:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Hampir sekitar 90 persen pasien Covid-19 yang kehilangan indera penciuman dan perasa telah pulih atau membaik dalam kurun satu bulan, merujuk sebuah penelitian ilmiah terbaru di Italia.

Lebih dari setengah pasien yang sembuh itu pada akhirnya mendapatkan kembali indera penciuman dan perasa mereka. Sisanya menyebut indera mereka pulih perlahan.

Namun, sebesar 10 persen pasien yang kehilangan indera penciuman dan perasa ternyata tak kunjung bebas dari Covid-19. Gejala klinis terpapar virus corona tetap mereka alami, bahkan terus memburuk.

Hasil kajian ini terbit dalam jurnal ilmiah, JAMA Otolaryngology - Head and Neck Surgery.

Baca juga: Ini Penyebab Pasien Covid-19 Kehilangan Kemampuan Mencium Bau

Perubahan atau kehilangan indera penciuman dan pengecap saat ini dianggap sebagai gejala utama pasien Covid-19.

Sekelompok pakar mengingatkan bahwa ribuan orang berpenyakit Covid-19 dapat mengalami persoalan kesehatan jangka panjang.

Penyakit ringan

Merujuk anjuran badan kesehatan publik Inggris (NHS), setiap orang yang merasakan gejala Covid-19 harus mengisolasi diri. Ia dan orang yang tinggal bersamanya juga perlu melakukan tes Covid-19.

Tim peneliti yang anggotanya berasal dari sejumlah negara baru-baru ini melakukan survei terhadap 187 warga Italia. Para responden itu terpapar virus corona, tapi tak dirawat di rumah sakit karena dianggap 'tidak sakit parah'.

Setelah terkonfirmasi positif Covid-19, mereka diminta menilai kemampuan indera penciuman dan perasa mereka. Penilaian terhadap dua indera itu kembali dilakukan satu bulan setelahnya.

Usai dua tahap survei itu, 113 orang melaporkan perubahan dalam indera penciuman dan perasa mereka.

Orang-orang yang mengalami gejala klinis parah mengaku membutuhkan waktu lama untuk sembuh.

Claire Hopkins, salah satu pakar dalam survei itu, yang juga berstatus presiden pada Perkumpulan Pakar Rhinologi Inggris, mengatakan bahwa timnya tengah melakukan penelitian lanjutan. Mereka menyasar orang yang cukup lama mengalami gejala klinis.

"Data penyakit dan beberapa informasi baru yang kami kumpulkan menunjukkan, sebagian besar orang akan sembuh, tapi ada pula yang pulih secara perlahan," kata Hopkins.

"Virus tampaknya sudah mempengaruhi seluruh sel di dalam hidung orang-orang yang pulih secara cepat."

"Sedangkan di kalangan orang yang pulih secara perlahan, virus corona juga mempengaruhi saraf penciuman. Saraf itu butuh waktu lama untuk berfungsi normal," ujar Hopkins.

Hopkins menganjurkan orang-orang yang ingin mendalami temuan ini untuk membaca penelitian sejumlah organisasi nirlaba seperti AbScent.

Baca juga: Kalung Antivirus Corona Kementan, Ahli Sebut Perlu Uji Klinis pada SARS-CoV-2

Dalam jurnal kesehatan yang sama, Joshua Levy, pakar dari Emory University School of Medicine, berkata masifnya kasus positif Covid-19 akan mendorong gelombang besar pasien ke rumah sakit untuk mengobati gejala klinis yang tak kunjung hilang.

Namun Levy mengatakan, terdapat penanganan yang akan mengecewakan para pengidap Covid-19 tersebut.

Leby menganjurkan mereka untuk menjalani terapi, salah satunya latihan penciuman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com