Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Monyet yang Pernah Kena Covid-19 Jadi Kebal Sebulan Kemudian

Kompas.com - 04/07/2020, 20:04 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Science oleh sekelompok peneliti dari Peking Union Medical College menemukan bahwa monyet rhesus yang pernah terinfeksi Covid-19 memiliki antibodi penetral dan repons imun yang lebih tinggi.

Kedua hal ini membuat monyet-monyet dalam studi terlindungi dari infeksi Covid-19 baru, sebulan setelah infeksi pertama.

Dalam studi ini, empat ekor monyet rhesus yang memang biasa digunakan dalam berbagai eksperimen karena kemiripan genetisnya dengan manusia sengaja diinfeksi dengan virus corona SARS-CoV-2.

28 hari kemudian, monyet-monyet yang sama kembali diinfeksi dengan virus penyebab Covid-19.

Baca juga: Studi Soal Kekebalan Tubuh Beri Harapan dalam Perawatan Pasien Corona

Keempat monyet memang menunjukkan peningkatan temperatur tubuh untuk waktu yang singkat, tetapi tidak menunjukkan gejala infeksi Covid-19 lainnya.

Dilansir dari South China Morning Post, Sabtu (4/7/2020); tim peneliti pun menulis, hasil kami menunjukkan bahwa paparan SARS-CoV-2 primer melindungi dari infeksi selanjutnya pada monyet rhesus.

Studi tersebut juga menemukan adanya peningkatan bertahap dari antibodi spesifik SARS-CoV-2 pada keempat monyet. Jumlah antibodi tersebut terus meningkat dari tiga hari setelah infeksi awal, 14 hari dan 21 hari kemudian.

Antibodi tersebut diduga oleh para peneliti sebagai penyebab monyet-monyet terlindungi dari infeksi Covid-19 berikutnya.

Baca juga: Ilmuwan Buktikan Lagi, Virus Corona Saat Ini Lebih Menular dan Beda dari Aslinya

Meski demikian, para peneliti tidak mau terburu-buru mengambil keputusan.

Mereka menulis, sayangnya, masih tetap dibutuhkan upaya untuk menjelaskan mekanisme terhadap SARS-CoV-2 dari antibodi penetral atau peran immunologis lainnya.

Penelitian lebih lanjut juga dibutuhkan untuk mengetahui berapa lama perlindungan semacam ini bertahan dan apakah hal yang sama juga berlaku pada manusia.

WHO sendiri pada bulan April menyatakan bahwa meski mayoritas studi menunjukkan bahwa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 memiliki antibodi, tingkat antibodi ini sangat rendah dan mungkin tidak melindungi dari infeksi berikutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com