Meskipun wadah dan kantong plastik tersebut memiliki bentuk dan jenis yang berbeda, namun dampaknya pada bakteri di sekitarnya ternyata sama.
Para ilmuwan menemukan, keanekaragaman mikroba jauh lebih rendah pada plastik daripada di sedimen dasar laut di sekitarnya.
Seperti yang diketahui, bahan kimia berbahaya keluar dari plastik yang terendam air, dan mungkin itulah yang jadi penyebab tidak banyak mikroba hidup pada plastik.
Baca juga: Jangan Sembarang Bakar Sampah Plastik, Bahaya Dioksin Mengancam
Kendati demikian, dua benda plastik tersebut merupakan ukuran sampel yang sangat kecil, sehingga perlu dilakukan studi lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Sebanyak 60 persen dari sampah yang mengambang di laut diperkirakan adalah sampah plastik. Kini tim peneliti tengah mengerjakan proyek untuk mencari lebih detail di mana plastik yang di buang ke laut benar-benar berakhir.
"Studi ini juga membangun dasar penting untuk proyek baru kami, Hotmic (Horizontal and Vertical Oceanic Distribution, Transport, and Impact of Microplastics), di mana kami bertujuan untuk melacak limbah plastik yang memasuki lautan," kata Ilmuwan Kelautan Geomar Matthias Haeckel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.