Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Jumlah Sampah Plastik Meningkat Sepanjang WFH dan PSBB

Kompas.com - 28/05/2020, 17:02 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Di era Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan kerja dari rumah (Work from Home/WFH), masyarakat diimbau untuk tetap di rumah dan meminimalisir aktivitas luar ruangan.

Bersamaan dengan itu, banyak warga yang lebih memilih untuk belanja secara online mulai dari sayur-mayur sampai barang kebutuhan sehari-hari. Layanan pesan antar (delivery) pun meningkat saat PSBB.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas warga Jabodetabek menjadi lebih sering melakukan belanja online. Begitu pula dengan pengguna layanan pesan antar lewat jasa transportasi online.

Baca juga: Bukti Baru, Penyu Makan Plastik karena Baunya Mirip Makanan

Penelitian tersebut dilakukan oleh Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI dengan judul ‘Dampak PSBB dan WFH Terhadap Sampah Plastik di Kawasan Jabodetabek’. Penelitian dilakukan melalui survei online pada 20 April – 5 Mei 2020.

Hasil survei menunjukkan bahwa terdapat peningkatan warga Jabodetabek dalam melakukan belanja online. Dari yang sebelumnya hanya 1-5 kali dalam sebulan, selama PSBB dan WFH menjadi 1-10 kali dalam sebulan.

“Survei ini kami lakukan secara nasional, terutama di enam provinsi dengan kasus Covid-19 dan penggunaan layanan pengantaran yang relatif tinggi seperti di Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat,” tutur Intan Suci Nurhati Ph.D dari oleh Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI kepada Kompas.com, Kamis (28/5/2020).

Esensinya adalah, lanjut Intan, saat ini kita hidup dengan situasi pandemi sehingga informasi peningkatan sampah yang disampaikan oleh masyarakat perlu direspon dengan pengelolaan sampai yang sesuai di masing-masing daerah.

Bubble wrap sampai selotip

Sebanyak 96 persen paket dibungkus dengan plastik yang tebal ditambah bubble wrap. Selotip, bungkus plastik, dan bubble wrap merupakan pembungkus berbahan plastik yang paling sering ditemukan.

Bahkan di kawasan Jabodetabek, jumlah sampah plastik dari bungkus paket mengungguli jumlah sampah plastik dari kemasan.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa 60 persen responden menilai bahwa penggunaan bungkus plastik tidak mengurangi risiko terpapar Covid-19. Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa virus SARS-CoV-2 dapat bertahan pada permukaan plastik selama tiga hari, lebih lama dibandingkan permukaan lain seperti kardus atau stainless steel.

Baca juga: Baru Ditemukan di Palung Terdalam Bumi, Spesies Ini Sudah Terkontaminasi Plastik

Data survei LIPI juga mengungkap tingkat kesadaran warga yang tinggi terhadap isu sampah plastik. Namun, kesadaran masyarakat belum dibarengi dengan aksi nyata.

“Hanya separuh dari warga yang memilah sampah untuk didaur ulang. Hal ini berpotensi meningkatkan sampah plastik dan menambah beban tempat pembuangan akhir selama PSBB/WFH,” tutur Intan.

Oleh karena itu, Intan mengajak setiap individu untuk melakukan aksi nyata dalam mengurangi sampah plastik selama PSBB dan WFH.

Ilustrasi sampah plastikThinkstock/Milkare Ilustrasi sampah plastik

Antara lain mendukung penjual dan produk tanpa pembungkus plastik, meminta penjual untuk mengurangi pembungkus plastik, membeli barang dalam kemasan besar atau satukan semua belanjaan dalam satu plastik.

Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan kembali pembungkus plastik setelah dibersihkan, memilah sampah plastik untuk daur ulang, serta membeli barang dari lokasi yang lebih dekat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Mari kita bersama-sama mengurangi sampah plastik dalam belanja online,” imbuh Intan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com