Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asphyxia, Kondisi Kekurangan Oksigen Penyebab Kematian George Floyd

Kompas.com - 04/06/2020, 19:00 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com – Pihak medis Hennepin County, Amerika Serikat, telah merilis laporan otopsi George Floyd setebal 20 halaman.

Dalam laporan tersebut, kematian Floyd dinyatakan karena pembunuhan. Pria tersebut tewas setelah jantungnya berhenti karena polisi Derek Chauvin menindih lehernya.

Baca juga: Antropolog Jelaskan Asal-usul Rasisme di Indonesia

Pada laporan otopsi tersebut, Floyd dinyatakan mengalami asphyxia dari kompresi leher dan punggung yang diakibatkan oleh tindihan polisi Thomas Lane.

Hasil otopsi juga menyebutkan Floyd positif Covid-19, namun penyakit tersebut bukanlah penyebab kematiannya.

Asphyxia

Mengutip WebMD, asphyxia adalah kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini bisa sangat berbahaya dan berisiko kematian.

Ketika bernapas, oksigen adalah zat pertama yang kita hirup. Organ paru kemudian mengirim oksigen tersebut pada darah, yang membawanya ke seluruh bagian tubuh.

Baca juga: LIPI Kembangkan Ozon Nanomist, Disinfektan Aman Berbahan Dasar Oksigen

Sel-sel dalam tubuh kemudian membakar oksigen tersebut menjadi energi. Interupsi apapun dalam proses ini, yang menyebabkan kita kesulitan menghirup oksigen, bisa menyebabkan pingsan bahkan kematian.

Asphyxia fisik

Dunia medis mengenal dua jenis asphyxia yaitu fisik dan kimiawi. Keduanya bergantung pada obyek apa yang membuat Anda tidak bisa bernapas.

Terlepas dari tragedi George Floyd, asphyxia juga bisa disebabkan oleh ketidaksengajaan atau kecelakaan. Salah satu contoh asphyxia fisik yaitu tersedak, sebuah kondisi ketika suatu benda menghalangi jalur udara masuk menuju paru.

Lansia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk tersedak karena kesulitan menelan. Selain itu, bayi dan balita juga memiliki kemungkinan lebih besar untuk tersedak.

Ilustrasi tersedakShutterstock Ilustrasi tersedak

Beberapa contoh asphyxia fisik lainnya:

- Suffocation, kondisi ketika ada suatu benda berat yang menindih wajah atau dada sehingga menyulitkan untuk bernapas.
- Strangulation, kondisi di mana leher kita tercekik oleh tali atau benda panjang.
- Overdosis obat, seperti opioid yang memiliki efek terhadap pernapasan. Ketika meminumnya dalam dosis tinggi, Anda akan mengalami kesulitan bernapas sehingga tubuh kekurangan oksigen.
- Birth asphyxia, terjadi apabila janin mendapat sedikit asupan oksigen saat masih dalam kandungan. Hal ini bisa terjadi apabila jumlah oksigen dalam tubuh ibu sedikit, atau ada masalah pada plasenta. Saat dilahirkan, bayi bisa kekurangan oksigen akibat persalinan yang butuh waktu lama.

ilustrasi sesak napasshutterstock/Twinsterphoto ilustrasi sesak napas

Asphyxia kimiawi

Tipe ini terjadi apabila zat kimia menghalangi oksigen untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh. Beberapa zat kimia penyebab asphyxia antara lain:

- Karbon monoksida, yang berasal dari pembakaran bahan bakar. Jika Anda menghirupnya terlalu banyak, gas ini bisa masuk ke dalam darah dan menggantikan oksigen.
- Cyanide, yang berasal dari asap kebakaran atau kontak dengan bahan kimia pada industri (seperti pertambangan dan batu bara).
- Hydrogen sulfide, yang memiliki bau seperti telur busuk. Zat ini berasal dari sisa tambang dan air panas yang mengandung sulfur. Jika Anda menghirupnya terlalu banyak, zat ini bisa menghalangi oksigen untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com