Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Peralihan Musim, Perairan Indonesia Waspada Gelombang Tinggi

Kompas.com - 29/05/2020, 19:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Meski bulan Mei disebutkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjadi awal beberapa wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau, tetapi air laut pasang dan gelombang tinggi masih terjadi.

Seperti wilayah Jawa Timur, Pangandaran dan Bali yang dilaporkan mengalami pasang atau gelombang yang cukup tinggi, bahkan bisa mencapai enam meter.

Berdasarkan laporan masyarakat, pasang atau gelombang tinggi seringkali terjadi di wilayah tersebut di bulan Mei dan Juni.

Baca juga: BMKG Imbau Warga Pesisir untuk Waspada Potensi Gelombang Tinggi

Lantas, kenapa pasang atau gelombang tinggi sering terjadi pada rentang waktu di bulan Mei dan Juni?

Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo Jatim, Teguh Tri Susanto SSi MT mengatakan bahwa kondisi ekstrem ini wajar terjadi di masa peralihan musim.

"Sebenarnya secara umum wajar sih pada masa bulan tersebut bisa dikatakan masih peralihan musim dan juga awal musim kemarau," kata Teguh kepada Kompas.com, Jumat (29/5/2020).

Baca juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter, Ini Daftar Wilayahnya

Pada masa peralihan musim inilah yang justru membuat menjadikan fenomena atmosfer masih cenderung tidak stabil.

"Banyak gangguan atmosfer," tuturnya.

Disebutkan Teguh, gangguan atmosfer yang dipicu oleh curah hujan intens tersebut di antaranya, Madden Julian Oscillation (MJO), anomali permukaan laut, sirkulasi Eddy, gelombang equatorial Rossby, dan paling tekanan rendah.

 

Dari kondisi gangguan atmosfer itulah, yang pada akhirnya membuat ada daerah yang bertekanan rendah dan tinggi, dan cukup banyak muncul di beberapa wilayah perairan sekitar Indonesia. Serta memicu pergerakan angin dan peningkatan kecepatan angin.

"Peningkatan kecepatan angin yang tinggi bisa memicu kenaikan ketinggian gelombang (laut)," ujar dia.

Prakiraan dari Stasiun Meteorologi Maritim Surabaya, Fajar Setiawan juga menambahkan, terpantau adanya keberadaan awan cumulonimbus (Cb) yang luas dan gelap bisa menambah kesempatan angin dan tinggi gelombang.

Baca juga: BMKG: Waspada Potensi Banjir Rob di Sejumlah Wilayah Indonesia, Ini Daftarnya...

"Ketinggian gelombang diperkirakan berdasarkan gelombang signifikan, gelombang maksimum dapat mencapai 2 kali ketinggian gelombang signifikan," ujar Fajar.

Kendati demikian, kondisi gelombang tinggi yang terjadi, dianggap wajar dengan keadaan peralihan musim di Indonesia saat ini.

BMKG tetap mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada gelombang tinggi, terutama bagi masyarakat di sekitar pesisir, nelayan dan juga pekerja atau perjalanan dengan transportasi laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com