KOMPAS.com - Sekelompok tim peneliti AS memeriksa kondisi plasenta pada ibu hamil yang terinfeksi Covid-19.
Mereka menemukan ada tanda-tanda kerusakan atau cedera pada plasenta ibu hamil yang terinfeksi Covid-19.
Namun, ahli belum dapat menyimpulkan apakah kerusakan plasenta ini akan berdampak pada kondisi bayi di masa depan.
Pasalnya, sebagian besar ibu yang terinfeksi Covid-19 dapat melahirkan bayinya dalam kondisi sehat. Selain itu, beberapa ibu hamil yang tidak terinfeksi Covid-19 juga ada yang memiliki kerusakan plasenta.
Baca juga: Pandemi Corona Berdampak pada Ibu Hamil dan Menyusui, Ini 3 Rekomendasi Ahli
Tim memeriksa kondisi plasenta pada 16 wanita hamil yang terinfeksi Covid-19.
Pada plasenta ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 terdapat gumpalan darah. Mereka mengatakan, ini merupakan tanda terjadinya aliran darah abnormal antara ibu dengan janin.
Sebagai perbandingan, tim juga melihat kondisi plasenta pada 17.479 ibu hamil yang tidak terinfeksi Covid-19. Hasilnya, beberapa di antaranya juga menunjukkan adanya gumpalan darah di plasenta.
Oleh sebab itu, ahli tidak dapat membuktikan apakah kerusakan plasenta itu disebabkan oleh Covid-19 atau hal lain.
Selain itu, ibu hamil yang terpapar virus corona tetap melahirkan anak mereka dengan kondisi sehat.
Dalam laporan yang terbit di American Journal of Clinical Pathology pada 22 Mei 2020, tim mencatat meski ada kerusakan di plasenta, fungsinya tidak berubah. Pasokan nutrisi untuk bayi tetap tercukupi.
Rekan penulis studi, dr Emily Miller, asisten profesor kebidanan dan kandungan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg School of Medicine di Chicago menambahkan, kondisi ini tetap menimbulkan risiko pada kehamilan dan karenanya perlu ada pemantauan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan