Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/05/2020, 09:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Karena begini, sekuens yang mereka klaim ada di HIV, kalau mereka (ilmuwan India) mau mengerjakan pekerjaan rumahnya, (sekuens yang dimaksud) ini sebenarnya juga banyak ditemukan di virus-virus lain. Bahkan (sekuens yang sama) di virus influenza ditemukan sekitar tahun 50-an," kata Ahmad.

"Kalau ini buatan manusia kan enggak mungkin, karena revolusi biologi molukelar baru tahun 70-an dibuat. Jadi enggak masuk akal, orangnya belum bisa melakukan itu kok sudah ada (virus Influenzanya) di tahun 50-an," imbuhnya.

Baca juga: Obat untuk Corona Tak Semua Sama, Ini 3 Jenis Obat Covid-19

Dari kasus tersebut, Ahmad ingin menunjukkan bahwa peneliti yang dipercaya sekali pun dapat salah.

"Scientist yang well respected (seperti IIT) juga bisa salah," ujarnya.

Banyak ahli diseluruh dunia telah membuktikan dan menegaskan bahwa virus corona SARS-CoV-2 secara alami berasal dari alam. Bukan buatan laboratorium atau buatan manusia.

"Kalau kita sudah tetapkan ini bukan buatan manusia, berarti kan (perdebatan) Amerika atau China hilang. Karena Amerika atau China sama-sama manusia kan," jelas Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com