"Dengan antibodi murni yang diperoleh itu, bisa digunakan untuk mendeteksi (Covid-19) sekitar 500 orang," ungkap Prof Zeily.
Metode tes dilakukan dengan tes usap atau swab, yang mana sampel diambil dari saluran pernapasan.
Sampel tersebut dimasukkan ke dalam larutan, selanjutnya akan keluar suspensi virusnya.
Baca juga: Peneliti Texas Klaim Antibodi Ilama Bisa Lawan Virus Covid-19, Ini Penjelasannya
"Walaupun dalam darahnya saat di rapid test pasti negatif, namun dengan tes ini akurasinya akan lebih tinggi. Kita tidak perlu rapid test dari luar (impor)," jelas Prof Zeily.
Pada dasarnya plasma darah memiliki dua fungsi, yakni sebagai imunisasi atau vaksinasi pasif, dan bisa digunakan untuk reagen deteksi virus corona dengan tes usap berbasis immunologi.
"Oleh karena itu, mengapa orang yang pulih dari Covid-19, diimbau untuk menyumbangkan plasma darah nya," sambung Prof Zeily.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.