Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ma'rufin Sudibyo

Orang biasa saja yang gemar melihat bintang dan menekuri Bumi.

Bukan Asteroid Pemicu Kiamat

Kompas.com - 04/05/2020, 19:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

APAKAH ada asteroid besar yang siap menubruk Bumi pada Ramadhan 1441 H ini? Demikian pertanyaan bernada cemas terlontar dari beberapa sejawat.

Di tengah babak-belurnya dunia oleh hantaman pandemi Covid-19 dengan dampak yang tak terbayangkan sebelumnya, informasi semacam itu sungguh menimbulkan rasa cemas. Tak terbayangkan rasanya jika umat manusia saat ini harus berhadapan lagi dengan satu jenis bencana baru.

Apalagi di Indonesia, di mana sepenggal informasi berlatar sains seringkali ditulis ulang dan ditunggangi hoaks yang menjalar cepat laksana ilalang terbakar lewat aneka media sosial. Informasi tentang asteroid yang hanya melintas-dekat, disalin rupa menjadi siap menubruk Bumi dan dikait-kaitkan dengan konsepsi apokaliptik tentang ad-Dukhan.

Asteroid besar itu disebut-sebut bakal menimbulkan gempa bumi dahsyat serta kabut asap dan debu yang menyelimuti segenap paras Bumi, mencekik kehidupan hingga ke titik terdalam.

Bumi baik-baik saja, tukas saya.

Asteroid besar itu hanya akan melintas-dekat untuk kemudian pergi menjauh lagi. Tak ada bedanya dengan tingkah laku para asteroid dekat-Bumi lainnya yang pernah tercatat. Bumi tetap berada menyusuri lintasannya dan asteroid itu pun juga tetap berada dalam lintasannya sendiri.

Takdir kosmik menempatkan lintasan keduanya tidak saling berpotongan, sehingga peluang untuk terjadinya tumbukan antar benda langit tersebut adalah nol.

Dan demikianlah adanya. Pada Kamis 29 April 2020 pukul 17:56 WIB lalu, manakala sebagian Indonesia sedang berbuka puasa, asteroid 1998 OR2 yang berdimensi cukup besar (diameter 2.500 meter) memang melintas-dekat dengan Bumi kita.

Akan tetapi, titik terdekatnya ke Bumi masih sejauh 6,3 juta kilometer atau 16 kali lebih jauh ketimbang posisi Bulan terhadap Bumi kita.

Dengan sejarah pengamatan sepanjang 32 tahun lamanya, meskipun secara resmi asteroid ini baru diidentifikasi pada 24 Juli 1998, maka orbit asteroid itu telah diketahui pada tingkat ketelitian cukup tinggi. Sehingga perbandingan antara orbit hasil perhitungan matematis dengan pengamatan astronomis hanya berselisih maksimum 6 km saja.

Lewat orbit yang sudah diketahui dengan baik, melalui metode integrasi gravitasi maka masa depan asteroid jumbo ini dapat diprakirakan dengan ketelitian tinggi. Hasilnya, diketahui asteroid 1998 OR2 takkan berpotensi berbenturan dengan Bumi hingga beratus tahun ke depan.

Sepanjang Ramadhan 1441 H beberapa asteroid yang berdimensi besar memang siap menjalani perlintasan-dekat Bumi.

Selain asteroid 1998 OR2, terdapat pula asteroid 2009 XO (diameter 280 meter) pada 7 Mei 2020 pukul 19:18 WIB dengan jarak terdekat ke Bumi 3,4 juta kilometer (8,9 kali lebih jauh dari Bulan).

Lalu, ada asteroid 2008 TZ3 (diameter 300 meter) yang akan melintas dekat pada 10 Mei 2020 pukul 21:17 WIB dengan jarak terdekat ke Bumi yang sedikit lebih kecil, yakni 2,8 juta kilometer (7,3 kali lebih jauh dari Bulan).

Menjelang hari raya Idul Fitri pun, masih ada asteroid besar lainnya yang akan melintas-dekat. Ia adalah asteroid 1997 BQ (diameter 900 meter) yang akan melintas-dekat sejarak 6,2 juta kilometer (16,1 kali lebih jauh dari Bulan) pada 22 Mei 2020 pukul 04:45 WIB.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com