47. Bangkok, Thailand: 14 jam
48. Kuala Lumpur, Malaysia: 13.5 jam
49. Singapura: 13.5 jam
50. Luanda, Angola: 13 jam
51. Jakarta, Indonesia: 13 jam
52. Nairobi, Kenya: 13 jam
53. Brasilia, Brasil: 12.5 jam
54. Harare, Zimbabwe: 12.5 jam
55. Wellington, Selandia Baru: 11.5 jam
56. Buenos Aires, Argentina: 11.5 jam
57. Cape Town, Afrika Selatan: 11.5 jam
58. Canberra, Australia: 11.5 jam
59. Santiago, Chile: 11.5 jam
Baca juga: Tubuh Lemas Saat Puasa, Ini Saran Asupan Makanan dari Ahli Gizi
Seperti yang Anda dapat Anda lihat, durasi puasa di seluruh dunia berbeda-beda.
Ada yang hanya 11,5 jam seperti di Chile dan Australia, tetapi ada juga yang sampai 20 jam seperti di Greenland dan Norwegia.
Dalam artikel Kompas.com tahun lalu, astronom amatir Marufin Sudibyo pernah menjelaskan mengenai fenomena ini.
Dia menjelaskan, puasa dimulai saat cahaya fajar astronomis muncul di kaki langit timur dan berakhir ketika piringan teratas Matahari meninggalkan garis kaki langit barat atau terbenam sempurna.
Namun, kedudukan Matahari berbeda-beda mengikuti gerak semu tahunannya, sehingga durasi puasa di seluruh dunia pun berbeda-beda tergantung kedudukan garis lintangnya.
Indonesia yang berada di kawasan tropis mungkin tidak terlalu terpengaruh oleh fenomena ini karena kedudukan Matahari yang mengalami gerak semu tahunan di antara garis balik utara (lintang 23,5 LU) hingga garis balik selatan (lintang 23,5 LS).
Namun, lain ceritanya dengan negara-negara di kawasan subtropis. Durasi puasa jadi berbeda-beda seiring peningkatan garis lintang.
Dia mengatakan, durasi puasa terpanjang bagi kawasan subtropis terjadi pada puncak musim panas, di mana bagi belahan Bumi utara, semakin mendekat ke arah kutub utara, maka durasi puasa akan semakin panjang. Hal yang sama berlaku pula bagi belahan Bumi selatan
"Sebaliknya durasi puasa terpendek terjadi pada puncak musim dingin, di mana bagi belahan Bumi utara, semakin mendekat ke arah kutub utara, maka durasi puasa akan semakin pendek. Hal yang sama berlaku pula bagi belahan Bumi selatan,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.