Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manuskrip Kuno Turki Catat Kematian Seseorang karena Meteorit Jatuh

Kompas.com - 25/04/2020, 18:03 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, peneliti menemukan manuskrip kuno yang memuat bukti terbunuhnya seseorang akibat meteorit jatuh.

Peneliti gabungan dari Ego University, Trakya University, dan SETI Institute menemukan bukti tersebut di manuskrip bertahun 1888 yang didapatkan dari Direktorat Jenderal Arsip Negara Kepresidenan Republik Turki.

Manuskrip tersebut berisi tiga catatan yang menceritakan bagaimana peristiwa jatuhnya meteorit serta laporan kematian akibat kejadian tersebut seperti dilansir dari Science Alert, Sabtu (25/4/2020).

Baca juga: Benarkah Meteorit Raksasa Tabrak Bumi 12.000 Tahun Lalu?

Dalam catatan pertama yang ditulis oleh otoritas lokal pada 22 Agustus 1888, merinci ada bola api yang terlihat di langit pada malam hari. Lokasinya di sebuah desa yang secara persis belum bisa ditentukan oleh para peneliti.

Lebih lanjut, catatan itu menceritakan jika asap dan api menyertai kilatan serta hujan meteor turun dari langit selama 10 menit. Satu orang tewas dan seorang lagi terluka, lumpuh akibat peristiwa itu.

Sementara catatan kedua berisi permintaan yang diteruskan ke Sultan Abdul Hamid II. Permintaan tersebut menanyakan apa yang harus dilakukan menghadapi meteorit jatuh itu.

Terakhir, berisi hal yang sama mengenai peristiwa tersebut. Selain catatan itu juga menyebut seorang pria bernama Ahmed Munir Pasha yang mengirim surat beserta potongan batu ke Wazir Agung.

Baca juga: Meteorit Murchison Mengandung Material Stardust Tertua di Bumi

Sayangnya, tidak ada bukti fisik mengenai dampak yang terjadi dari peristiwa di tahun 1888 itu. Kendati demikian, temuan arsip ini menjadi catatan paling awal mengenai jatuhnya korban akibat meteorit.

"Peristiwa ini adalah laporan pertama yang menyatakan dampak meteorit. Catatan ditulis dengan detil oleh sumber resmi pemerintah. Sehingga kami tak memiliki kecurigaan pada manuskrip itu," papar peneliti dalam laporan mereka.

Para peneliti pun menyebut jika menerjemahkan manuskrip-manuskrip itu merupakan sebuah tantangan.

Sebab, manuskrip tersebut sulit dibaca karena ditulis dalam bahasa Turki Utsmani yang sulit diterjemahkan.

Temuan manuskrip kuno ini juga mengisyaratkan kemungkinan ada lebih banyak catatan serupa di luar sana, bersembunyi dan menunggu untuk ditemukan.

Kini tim peneliti masih terus menyusuri arsip-arsip lain dan mencari informasi lebih lanjut mengenai peristiwa yang terjadi pada tahun 1888 itu.

Temuan ini tentang laporan kematian akibat meteorit jatuh yang dalam manuskrip kuno itu sudah dipublikasikan dalam jurnal Meteoritics & Planetary Science.

Warga menunjukkan batu seukuran bola sepak yang diduga meteorit yang jatuh di sawah di Bihar, India timur.AFP PHOTO / STR Warga menunjukkan batu seukuran bola sepak yang diduga meteorit yang jatuh di sawah di Bihar, India timur.

Laporan kematian akibat dari jatuhnya meteorit memang sangat jarang.

Baru-baru ini seorang supir India bernama V. Kamaraj dikabarkan tewas akibat meteorit jatuh pada tahun 2016. Tetapi beberapa pihak termasuk NASA membantah berita tersebut.

Baca juga: Temuan Fosil Es 4,6 Miliar Tahun pada Meteorit, Ungkap Awal Tata Surya

The National Resource Council sendiri memperkirakan ada sekitar 91 orang tewas akibat meteorit setiap tahunnya, tetapi tak ada catatan mengenai hal tersebut.

Catatan cedera karena meteorit jatuh mungkin lebih umum ditemukan. Seperti contohnya yang terjadi saat sebuah meteor jatuh di Chelyabinsk, Rusia pada 2013. Sekitar 1600 orang dilaporkan terluka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com