Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lockdown Corona, Penyu Raksasa Florida Bisa Berkembang Biak

Kompas.com - 20/04/2020, 13:30 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Wabah virus corona telah membuat pembatasan aktivitas manusia di seluruh dunia. Namun, berkat pandemi Covid-19 ini penyu-penyu raksasa di Florida yang terancam punah bisa berkembang biak.

Peneliti kehidupan laut di Florida mengatakan pembatasan kegiatan akibat virus corona telah menjaga manusia dan limbah berbahaya di lepas ke pantai.

Hal ini memberi dampak menguntungkan pada jumlah penyu belimbing yang terancam punah di negara bagian ini.

Baca juga: Pandemi Corona, Mengapa Ilmuwan di Antartika Tak Tersentuh Covid-19?

Seperti melansir The Guardian, Senin (20/4/2020), pembatasan aktivitas manusia membuat peningkatan jumlah sarang penyu di kawasan pantai di Florida.

Memasuki musim bersarang di musim panas ini, staf dari Loggerhead MarineLife Center di Pantai Juno telah menemukan dan menandai 76 sarang penyu terbesar di dunia itu.

Ilustrasi penyu menetas. Ilustrasi penyu menetas.

Sarang-sarang ini ditandai pada bentangan sembilan setengah mil yang mereka pantau. Para staf tersebut mengatakan terdapat peningkatan jumlah sarang yang signifikan dari periode sama di tahun lalu.

Peningkatan jumlah sarang ini turut memberikan harapan bagi perkembangan penyu belimbing.

Bahkan, sebelum akhir Mei mendatang juga menjadi musim bersarang bagi penyu tempayan untuk bertelur.

"Kami senang melihat penyu-penyu ini berkembang di lingkungan ini," kata Sarah Hirsch, manajer senior penelitian dan data.

Dunia telah berubah, tetapi penyu-penyu ini telah melakukan ini selama jutaan tahun.

"Ini membuat kita yakin dan memberi harapan bahwa dunia masih berjalan," ungkap Hirsch.

Penyu tempayan (Caretta caretta) bisa menahan napas selama 10 jam di bawah laut. Penyu tempayan (Caretta caretta) bisa menahan napas selama 10 jam di bawah laut.

Baca juga: 6 dari 7 Spesies Penyu Langka Ada di Indonesia, Bagaimana Wujudnya?

Corona kurangi sampah di laut

Menurut direktur eksekutif Sea Turtle Conservancy, David Godfrey, lockdown akibat wabah virus corona menguntungkan bagi penyu dalam beberapa hal.

"Kemungkinan jumlah penyu yang akan terbunuh secara tidak sengaja juga akan lebih rendah," kata Godfrey.

Tak hanya itu, berkurangnya jumlah manusia di pantai juga dapat memberi dampak baik bagi lingkungan laut. Di antaranya akan ada lebih sedikit sampah dan plastik yang ada di kawasan pantai dan laut.

"Sebab, sampah-sampah di laut bisa tertelan, tersangkut atau menjerat hewan laut, menjadi penyebab utama cedera penyu," jelas Godfrey.

Komisi konservasi ikan dan margasatwa Florida (FWC) mencatat hampir 400.000 sarang penyu di sepanjang 845 mil dari garis pantai negara bagian ini selama musim bersarang pada tahun 2019 lalu.

Namun, hanya 1 tukik dari 1.000 tukik yang bertahan hidup. Peneliti pusat MarineLife menunjukkan, angka kematian tukik lebih tinggi di pantai wisata populer, di mana kemungkinan terjadinya gangguan terhadap sarang penyu lebih tinggi.

"Kami berharap, ribuan tukik yang biasanya mengalami disorientasi cahaya pada musim bersarang tidak akan terjadi lagi, dan memungkinkan lebih banyak penyu yang bertahan hidup untuk mencapai laut," jelas Godfrey.

Baca juga: Gara-gara Perubahan Iklim, Semua Penyu Akan Berkelamin Betina

Gubernur Florida, Ron DeSantis, telah membuka lagi beberapa pantai di negara bagian ini dalam beberapa hari terakhir. Padahal angka kasus infeksi virus corona di negara bagian tersebut semakin meningkat.

Namun, di negara bagian lain yang masih memberi peringatan tinggal di rumah masih menguntungkan bagi penyu.

Tak hanya penyu yang diuntungkan akibat lockdown corona di beberapa wilayah. Data lain menunjukkan adanya penurunan kematian manatee atau dugong yang disebabkan serangan perahu yang turun 9 persen dari tahun sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com