KOMPAS.com - Di tengah pandemi Covid-19 yang menyebar ke seluruh Indonesia termasuk Indonesia, beragam alternatif pengobatan bermunculan. Tak sedikit juga yang mencari obat herbal untuk mencegah virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, menyerang tubuh.
Lantas bagaimana memilah tanaman atau obat-obatan tradisional yang diklaim dapat berkhasiat pada imunitas tubuh manusia ini?
Badan POM (BPOM) Republik Indonesia memberikan keterangan mendasar mengenai klaim tanaman atau obat tradisonal yang berkaitan dengan imunitas tubuh.
Menurut BPOM, ada klasifikasi atau kategori klaim pada obat tradisional yang dapat membantu memelihara daya tahan tubuh dan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh atau imunitas.
Baca juga: Resep Ramuan Herbal untuk Tingkatkan Imun di Tengah Corona dari Ahli
Obat tradisional yang masuk dalam kategori dapat memelihara daya tahan tubuh adalah jamu dan obat herbal terstandar.
"Untuk obat tradisional yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh adalah kategori fitofarmaka. Karena sudah memenuhi bukti empiris, in vitro di laboratorium, ini vivo atau pengujian pada hewan, dan uji kli pada manusia," kata BPOM.
Umumnya, obat tradisional yang masuk dalam kategori fitofarmaka sudah memenuhi syarat dari BPOM RI.
Namun dalam penggunaannya, BPOM mengingatkan yang terpenting adalah memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Reaksi alergi individu
Setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda. Oleh sebab itu, reaksi tubuh dalam merespons sesuatu, terutama yang dikonsumsi, juga akan berbeda.
Tidak semua orang akan baik-baik saja saat mengkonsumsi obat tradisional yang sama.
2. Kelompok yang berisiko
Tidak semua orang aman mengonsumsi obat herbal.
BPOM mengatakan ada beberapa kelompok yang justru berisiko jika mengonsumsi obat herbal, yakni bayi, anak-anak, wanita hamil, orang lanjut usia, serta orang dengan kondisi penyakit tertentu, terutama jika membutuhkan konsultasi dokter.
3. Takaran dan kombinasi tidak berlebihan
Umumnya, obat tradisional yang sudah dikemas seperti jenis fitofarmaka memiliki anjuran takaran konsumsi.
Ada baiknya jika Anda mengonsumsi obat, memang pelu sekali memperhatikan imbauan dan anjuran pakai, sebelum mengonsumsi obat tersebut.
4. Hati-hati penggunaan jangka panjang
Penggunaan jangka panjang untuk megonsumsi obat-obatan memang selalu disebutkan oleh para ahli medis, hal ini juga berlaku untuk obat herbal.
Pemakaian obat herbal dalam jangka panjang pun dapat mengganggu beberapa fungsi organ.
5. Konsultasi dengan dokter untuk penggunan bersamaan dengan obat lainnya.
Jika Anda memiliki kebutuhan obat tetentu dan harus mengonsumsinya demi menekan penyakit yang diderita, sebaiknya penggunaan atau konsumsi obat lainnya pelu dikonsultasikan dengan dokter yang merawat Anda.
Hal ini agar tidak terjadi efek samping dari konsumsi obat yang bertentangan dengan kandungan di dalamnya.
Berikut beberapa saran BPOM dalam memilih obat herbal untuk membantu memelihara daya tahan tubuh Anda.
1. Herba Sambiloto
Bahan Herba Sambiloto yang kering dengan takaran 3 gram, bisa Anda konsumsi 2 kali sehari. Sedangkan, yang serbuk kering takaran 1,5-3,0 gram, bisa Anda konsumsi 3 kali sehari.
2. Herba Meniran
Bahan Herba Meniran yang segar, dengan takaran 45-90 gram per hari dapat dikonsumsi dalam 2-3 dosis atau porsi.
3. Temulawak
Bahan Temulawak yang serbuk kering, dengan takaran 3,5 gram per hari dapat dikonsumsi dalam 3 dosis atau porsi.
4. Kunyit
Bahan kunyit yang segar, dengan takaran 3,0-9,0 gram per hari dan yang serbuk kering dapat dikonsumsi dengan takaran 1,-3,0 gram per hari.
5. Jahe
Bahan jahe yang serbuk kering dapat dikonsumsi dengan takaran 1,0-4,0 gram per hari.
6. Jambu biji
Jambu biji ini dapat dimakan langsung satu buah dengan ukuran sedang.
Baca juga: Cara Jepang Lawan Corona, Pemimpin Daerah Punya Kebijakan Sendiri
Berikut cara penyajian obat herbal secara umum menurut BPOM:
Namun, ada hal yang perlu Anda perhatikan yaitu bahwa rebusan atau seduhan tanaman herba sambiloto sebaiknya dikonsumsi sebelum makan.
Sedangkan, seduhan jahe sebaiknya dikonsumsi setelah makan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.