Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Indonesia Komentari Akun Instagram Pangeran Mateen, Pakar Jelaskan

Kompas.com - 13/04/2020, 18:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Setelah mengunggah foto-foto saat menghadiri pelantikan Presiden Joko Widodo, Pangeran Abdul Mateen atau Pangeran Mateen kembali jadi perbincangan ramai di media sosial.

Unggahan putra keempat dan anak kesepuluh Sultan Hassanal Bolkiah itu dihujani komentar-komentar para warganet, terutama kaum hawa dari Indonesia.

Pakar gender Universitas Sebelas Maret, Sri Kusumo Habsari PhD, turut angkat bicara soal ini.

"Ini bisa disebut sebagai society of spectacle yang sedang terjadi pada masyarakat kita dewasa ini," kata Sri kepada Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Baca juga: Instagram Sembunyikan Like untuk Kesehatan Mental, Ini Kata Ahli

Society of spectacle ini adalah karakteristik masyarakat modern yang mana media, dalam hal ini media sosial sudah menjadi bagian hidup sehari-hari.

"Masyarakat gampang dibuat heboh dan suka membuat heboh berbagai hal kecil di sekitar kita," jelas dia.

Istilah ini, kata Sri, muncul karena perkembangan pesat dari media yang menciptakan berbagai ilusi di masyarakat. Ilusi tersebut menyebabkan masyarakat menciptakan realitas palsu untuk berbagai tujuan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Another day at the range ????

A post shared by Mateen (@tmski) on Oct 28, 2019 at 11:52pm PDT

Media sosial menciptakan ruang bagi masyarakat untuk mengekspresikan realitas palsu tersebut, sehingga ilusi ini dapat disebut sebagai virtual reality.

Sri menjelaskan media menciptakan realitas, tetapi realitas virtual dan berbeda dengan realitas faktual.

Maka, dalam konteks hebohnya warganet Indonesia terhadap pangeran Brunei ini, kata dia, telah menciptakan ilusi tentang laki-laki idaman yang ganteng dan kaya.

"Ikut heboh berkomentar ini sebagai bentuk ekspresi virtual. Namun secara faktual belum tentu mereka bersikap sama," sambung Sri.

Baca juga: Awkarin dan Instagram, Benarkah Efek Media Sosial Seperti Narkoba?

Tak mengarah pada sexual harrasment

Fenomena komentar-komentar heboh para warganet dalam kolom komentar foto yang diunggah Pangeran Mateen ini, menurut Sri, tidak mengarah pada sexual harrasment.

Sebab, sexual harrasment ada latar belakang misoginis, pandangan merendahkan dari laki-laki terhadap perempuan yang menganggap perempuan hanyalah objek seksual.

"Ada unsur mengobyekkan seseorang, jika tidak ada unsur itu, maka tidak bisa disebut sexual harrasment," kata Sri.

Dari beberapa cuitan komentar warganet di sosial media Pangeran Mateen, Sri mengungkapkan tidak adanya unsur tersebut.

"Komentar lebih pada fan culture. Pangeran Mateen sebagai selebritis yang mengundang fantasi," sambung Sri.

Komentar warganet di akun Pangeran Mateen tersebut muncul sebagai ungkapan terhadap seorang idola yang umumnya mengarah pada artis atau public figure.

Sedangkan pada society of spectacle bisa mengarah pada siapa saja yang bisa jadi selebriti, idol dan mendapatkan penggemar yang memujanya.

Baca juga: Foto Instagram Bisa Jadi Pertanda Depresi, Ini Penjelasannya

"Selain itu, tidak ada batasan usia bagi society of spectacle. Bisa anak-anak sampai lansia. Ekspresinya yang berbeda-beda, tergantung faktor dan itu sulit digeneralisasikan," jelas Sri.

Fan culture atau budaya penggemar, terutama dalam kasus Pangeran Mateen ini, kata Sri, tidak mengenal usia.

"Perempuan bersuami juga bisa berkomentar, namun biasanya mereka memiliki identitas virtual yang berbeda dengan faktualnya," jelas Sri.

Bahkan, mereka yang ikut berkomentar di kolom komentar foto Pangeran Mateen, bisa juga di atas usia 30 tahun, tetapi kehidupan faktualnya bisa sangat berbeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com