Namun, pencarian keempat terbanyak cukup mengejutkan: sakit mata.
Stephens-Davidowitz menulis bahwa selama seminggu belakangan, frasa "mataku sakit" paling banyak dicari di New York, New Jersey, Connecticut, Louisiana dan Michigan. Pencarian dengan kata kunci ini juga bermunculan selama dua minggu terakhir di negara-negara bagian dengan tingkat kasus Covid-19 yang tinggi.
Baca juga: AS Mulai Tes Darah untuk Pastikan Berapa Banyak yang Terinfeksi Corona
Memang sudah ada laporan mengenai gejala Covid-19 yang berkaitan dengan mata. Mata merah, misalnya, dilaporkan terjadi pasien Covid-19 di China. Proporsi pasien Covid-19 yang mengalami gejala diperkirakan sekitar 1-3 persen.
Akan tetapi, Stephens-Davidowitz menemukan bahwa pencarian terhadap mata merah tidak menunjukkan kaitan geografis dengan Covid-19 sekuat sakit mata.
Di Spanyol, pencarian terkait sakit mata juga meningkat empat kali lipat antara pertengahan Februari hingga pertengahan Maret. Di Iran, pencarian akan sakit mata naik 50 persen pada bulan Maret. Di Italia, pencarian untuk mata yang rasanya terbakar naik lima kali lipat pada bulan Maret.
Tentu data-data ini tidak serta merta membuktikan bahwa sakit mata adalah gejala Covid-19, tetapi Stephens-Davidowitz meyakini bahwa berdasarkan data pencarian, sakit mata bisa jadi gejala Covid-19 yang dialami oleh sebagian kecil pasien.
Dia menulis, dokter dan petugas kesehatan publik sebaiknya mencari tahu lebih dekat mengenai kaitan antara Covid-19 dan sakit mata.
"Setidaknya, kita harus tahu mengapa sering ada kenaikan jumlah orang yang memberi tahu Google bahwa mata mereka sakit ketika jumlah kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di suatu lokasi naik ke tingkat yang sangat tinggi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.