Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2020, 18:30 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber PHYSORG


KOMPAS.com - Simbiosis unik antara cacing dan bakteri ini ditemukan para ilmuwan di dasar laut yang dalam. Keduanya bersama-sama memanen metana di laut dalam.

Para ilmuwan di Caltech and Occidental College telah menemukan simbiosis dalam bahan bakar metana antara bakteria dan cacing di dasar laut.

Seperti melansir Phys, Senin (6/4/2020), penemuan ini memberi cahaya baru pada ekologi lingkungan laut dalam.

Ilmuwan menemukan bakteri dari keluarga Methylococcaceae menumpang pada bulu-bulu yang bertindak sebagai organ pernapasan cacing Laminatubus dan Bispira.

Methylococcaceae adalah metanotrof, artinya bakteri ini memanen karbon dan energi dari metana, sebuah molekul yang terdiri dari karbon dan hidrogen.

Baca juga: Mahluk Mirip Cacing Ini Mungkin Moyang Seluruh Hewan, Begini Wujudnya

Cacing-cacing ini memiliki panjang beberapa inci, dan ditemukan dalam jumlah banyak di dekat rembesan metana di laut dalam.

Lokasi itu merupakan lubang di dasar samudera tempat cairan yang kaya akan hidrokarbon keluar ke lautan. Tidak jelas mengapa cacing-cacing ini lebih menyukai lubang angin tersebut.

Ternyata, bakteri memanen metana dengan menyerap karbon dan energi yang ada pada unsur minyak bumi tersebut. Kemudian, bakteri ini perlahan dicerna oleh cacing-cacing ini yang menumpang pada tubuh mereka.

Dengan kata lain, dengan sedikit bantuan dan beberapa langkah tambahan, cacing itu sendiri telah menjadi metanotrof.

Baca juga: Ilmuwan Ciptakan Batu Bata Bakteri yang Bisa Perbaiki Retakan Sendiri

"Cacing-cacing ini telah lama dikaitkan dengan rembesan (minyak bumi), tetapi sebagian besar orang berasumsi mereka menyaring bakteri," kata Victoria Orphan James Irvine Professor of Environmental Science and Geobiology.

Melalui studi ini, Orphan dan timnya menemukan fakta lain, yakni cacing-cacing tersebut justru bekerja sama dengan mikroba untuk menggunakan energi kimia guna memberi makan dengan cara yang tidak dipertimbangkan sebelumnya.

Makalah studi yang diterbitkan di Sciences Advances ini memaparkan penemuan yang dilakukan Orphan dan timnya selama penelitian pelayaran untuk mempelajari lubang metana di lepas pantai California Selatan dan Kosta Rika.

"Kami memiliki seorang kolega di kapal yang ahli dalam cacing-cacing ini dan memerhatikan bahwa morfologinya tidak biasa," ujar Shana Goffredi, profesor biologi di Occidental College di Los Angeles.

Untuk menyelidiki sifat hubungan antara cacing dan bakteri, para ilmuwan lebih dulu menggunakan kapal selam robot untuk mengambil sampel dari lubang metana di laut dalam.

Lubang metana ini berada di kedalaman 1.800 meter di bawah permukaan laut.

Setelah cacing-cacing tersebut dibawa ke permukaan laut, para ilmuwan menganalisis jaringan tubuh mereka, membuat isotop karbon yang telah dikonsumsi cacing ini.

Baca juga: Cacing Parasit Ancam Hewan Laut, Mungkinkah Sushi juga Terkontaminasi?

Karbon ada dalam dua bentuk isotop stabil. Sekitar 99 persen dari semua karbon adalah karbon-12, yang memiliki 6 neutron dan 6 proton di setiap inti atomnya.

Serta, sekitar 1 persen di antaranya adalah karbon-13 (6 proton dan 7 neutron). Sedangkan karbon-14, isotop radioaktif, ada dalam sejumlah jejak saja.

Untuk bertahan hidup, semua organisme membutuhkan karbon dalam beberapa bentuk, kemudian menyerapnya melalui proses metabolisme.

Halaman:
Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com