Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2020, 16:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Jumlah kasus infeksi virus corona terus meningkat di dunia. Para ilmuwan tengah berjuang mencari obat dan vaksin untuk mengatasi Covid-19 ini.

Seperti yang dilakukan tim peneliti internasional yang telah menemukan obat percobaan yang secara efektif dapat memblokir pintu sel yang digunakan virus corona, SARS-CoV-2 untuk menginfeksi inangnya.

Temuan yang dipublikasikan di Cell ini diklaim dapat menjadi pengobatan yang mampu menghentikan infeksi awal virus corona baru.

Sedikitnya, virus corona telah memengaruhi lebih dari 981.000 orang dan menewaskan lebih dari 50.000 orang di seluruh dunia.

Baca juga: Obat Flu Avigan Buatan Fujifilm Jepang Efektif Atasi Corona, tapi...

Aspek kunci dari SARS-CoV-2

Studi ini memberikan wawasan baru tentang aspek-aspek kunci dari dari SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Di antaranya bagaimana interaksi virus ini pada tingkat sel serta bagaimana virus corona dapat menginfeksi pembuluh darah dan ginjal.

"Kami berharap hasil penelitian ini memiliki implikasi untuk pengembangan obat baru untuk pengobatan pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Penninger, profesor Fakultas Kedokteran di University of British Columbia seperti melansir Science Daily, Senin (6/4/2020).

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti gabungan dari berbagai perguruan tinggi di dunia.

Baca juga: Studi: Obat Anti-parasit Ivermectin Disebut Potensial Sembuhkan Corona

ACE2, yakni protein di permukaan membran sel, sekarang berada di tahap tengah dalam wabah ini sebagai reseptor utama untuk spike glikoprotein dari SARS-CoV-2.

Dalam penelitian sebelumnya, Penninger dan rekan-rekannya di University of Toronto dan Institute of Molecular Biology di Vienna pertama kali mengidentifikasi ACE2.

Mereka menemukan pada organisme hidup, ACE2 adalah reseptor utama untuk SARS, penyakit pernapasan akibat virus yang diakui sebagai ancaman global pada tahun 2003.

Sementara wabah Covid-19 yang terus menyebar di dunia, tidak ada terapi antivirus yang terbukti secara klinis, atau pengobatan yang secara khusus menargetkan reseptor SARS-CoV-2, ACE2 pada tingkat molekuler.

Itu artinya, tidak ada amunisi pengobatan yang tersedia di layanan kesehatan untuk menghadapi infeksi virus corona baru yang menyebabkan Covid-19 ini, terutama dalam kasus parah.

Baca juga: Infeksi Corona Tanpa Gejala, Studi Temukan di Negara-negara ini

Dr. Art Slutsky, seorang ilmuwan di Keenan Research Centre for Biomedical Science of St. Michael's Hospital mengatakan studi baru yang dilakukan para peneliti ini menyediakan bukti langsung yang sangat diperlukan.

"Bahwa obat yang disebut APN01 atau angiotensin-converting enzyme 2-hrsACE2, berguna sebagai terapi antivirus untuk Covid-19," ungkap Dr. Slutsky yang juga profesor di University of Toronto, Kanada.

 

Saat ini, obat tersebut segera siap diuji klinis oleh perisahaan bioteknologi Eropa, Apeiron Biologics.

Baca juga: Gejala Presimptomatik Muncul Setelah Diagnosis Positif Corona

Peneliti gunakan organoid manusia

Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan organoid manusia, yakni rekayasa replika dari pembuluh darah manusia dan ginjal.

Dalam kultur sel yang dianalisis dalam penelitian ini, hrsACE2 menghambat viral load dalam organoid yang tumbuh dari sel induk manusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com