Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Teknologi yang Mengerti Kita di Tengah Wabah Virus Corona

Kompas.com - 26/03/2020, 12:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Adapun pendekatan ilmu sosial merupakan gabungan dari pendekatan scientific dan humanistic, di mana obyek studinya adalah kehidupan manusia, termasuk di dalamnya memahami tingkah laku manusia.

Dari penjelasan di atas, tampak jelas bahwa manusia sejatinya butuh kesempatan secara langsung untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan di sekitarnya.

Jika merujuk pada teori ini, tentu saja kegiatan social distancing amat jauh dari kondisi ideal hubungan manusia secara humanis.

Namun, jika melihat jumlah penderita Covid-19 yang terus naik tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia, pembatasan interaksi sosial ini bisa jadi salah satu program terbaik untuk menekan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.

Digitalisasi yang membuat kita tetap berdaya

Bisa jadi yang menjadi masalah saat memutuskan untuk stay at home adalah, "Apa yang akan saya lakukan sepanjang hari?"

Jika dia seorang pekerja, bagaimana mereka akan menjalankan tugas-tugas rutinnya seperti rapat rutin, mengirim laporan mingguan, juga mendekati calon pelanggan potensialnya.

Jika dia adalah seorang pelajar atau mahasiswa bahkan guru sekalipun, mungkin yang ada di benaknya adalah, "Bagaimana saya bisa memindahkan kegiatan dari ruang kelas fisik ke ruang kelas virtual?"

Wajar jika Anda berpikiran demikian. Sebab, pada dasarnya, manusia memang sulit menerima perubahan sosial atas diri dan lingkungannya.

Menurut Soerjono Soekanto (2004) dalam Rasyid (2018), perubahan sosial merupakan segala perubahan di masyarakat, yang memengaruhi sistem sosial di dalamnya, termasuk nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Perubahan sosial dalam masyarakat biasanya terkait erat dengan nilai sosial, pola perilaku, organisasi, lembaga masyarakat, lapisan masyarakat, kekuasaan dan wewenang.

Anda tak sendiri ketika bingung menerpa bagaimana harus memulai hidup dan berkegiatan dalam ruang maya. Digitalisasi membawa masyarakat tetap berdaya meski harus berkegiatan di rumah.

Ruangguru, usaha rintisan bidang pendidikan, misalnya, menggratiskan layanan Skill Academy untuk kelas pelatihan daring di berbagai bidang selama 14 hari.

Layanan Kompas.id dan Tempo Digital Platinum juga menggratiskan aksesnya selama sebulan, bagi mereka yang membutuhkan informasi terkini.

Tak hanya pekerja, daya UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) juga dapat terjaga dengan bantuan penyelenggara e-dagang, seperti Bukalapak dan Tokopedia.

Ada yang berbentuk edukasi mitra UMKM untuk berbisnis di tengah pandemik Covid-19, ada pula yang membebaskan biaya layanan ke mitra penjualnya dan memberikan bebas ongkos kirim kepada konsumen.

Ada lagi layanan konsultasi kesehatan yang diselenggarakan usaha rintisan Halodoc. Tak ketinggalan, Grab Indonesia juga memberikan manfaat bagi pelanggannya yang memilih untuk diam di rumah (Kompas, 23/3/2020).

Ini memang beberapa bentuk kegiatan bisnis yang berorientasi pada kegiatan sosial (sociopreneur). Harus diakui, ini adalah bagian dari kegiatan promosi perusahaan untuk meraih pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lamanya.

Namun demikian, kegiatan ini cukup membantu masyarakat Indonesia supaya tidak "mati gaya" saat diam di rumah.

Media sosial pun kini telah berkembang fungsinya menjadi sarana pembelajaran dan tukar-menukar informasi yang sangat membantu, terutama bagi orang tua dengan anak yang menjalani kegiatan belajar di rumah alias home learning.

Orangtua yang awalnya hanya terbiasa menggunakan program Whatsapp untuk bertukar informasi dari sekolah, kini disibukkan dengan program Telegram yang mampu mengumpulkan lebih banyak anggota dalam satu grup.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com