Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Pemutih Baju sebagai Disinfektan

Kompas.com - 24/03/2020, 20:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Menggunakan disinfektan menjadi salah satu cara untuk mencegah penularan virus corona (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19.

Dengan kandungan bahan aktif pembunuh kuman di beberapa produk rumah tangga, Anda bisa membuat disinfektan sendiri dengan melarutkan produk menggunakan air.

Baca juga: Catat, Daftar Produk Rumah Tangga untuk Disinfeksi Virus Corona

Salah satu produk rumah tangga yang bisa digunakan sebagai disinfektan adalah pemutih pakaian (bleach).

Sejarah pemutih pakaian

Aktivitas memutihkan pakaian telah dikenal oleh bangsa Mesir pada 5.000 SM. Dua ribu tahun kemudian, aktivitas memutihkan pakaian dilakukan oleh orang Eropa menggunakan abu dari kayu yang dicampur menggunakan air.

Pada tahun 1.000-1.200 masehi, orang Belanda menjadi pakar dalam hal mencuci pakaian. Mereka mencampurkan susu basi dalam larutan abu kayu tersebut. Namun, proses memutihkan pakaian pada masa itu butuh waktu lama yaitu lebih dari 12 jam.

Pada 1772, ahli kimia kelahiran Jerman Karl Wilhelm Scheele adalah orang pertama yang menemukan klorin (chlorine), yang menjadi bahan utama pemutih pakaian dalam produk rumah tangga modern.

Baca juga: Update Corona 24 Maret: 381.653 Kasus di 195 Negara, 102.429 Sembuh

Dua puluh tahun kemudian, ilmuwan Perancis bernama Claude Louis Berthollet menemukan bahwa klorin yang dicampur dengan kalium karbonat menjadi pemutih baju yang sangat ampuh.

Sampai akhirnya pada 1897, Sears Roebuck & Co menjadi perusahaan pertama yang memasarkan pemutih pakaian. Mereka memasukkan lima produk dalam katalog: ammonia, borax, lye, blueing, dan dry blueing.

Dua produk terakhir menggunakan bahan dasar dari tanaman, terutama indigo, untuk membuat pakaian lebih putih atau kebiruan.

Pemutih pakaian sebagai disinfektan

Kegunaan klorin dalam pemutih pakaian sebagai disinfektan pertama kali dilakukan di Austria pada 1847. Para staf di Vienna General Hospital mulai menggunakan pemutih untuk menghalau “childbed fever”, infeksi parah yang menewaskan banyak wanita usai melahirkan.

Pemutih pakaian kerap digunakan di rumah sakit semenjak itu.

Pada 1913, The Electro-Alkaline Co. yang berlokasi di California adalah perusahaan pertama pembuat sodium hypochlorite bleach.

Baca juga: Mengenal Gejala Virus Corona Baru Penyebab Covid-19

Perusahaan tersebut menyadari kegunaan pemutih sebagai disinfektan selain memutihkan pakaian. Mereka pun menjual produk-produk tersebut hanya pada perusahaan laundry besar dan perusahaan air.

Pada 1922, perusahaan The Electro-Alkaline Co berubah nama menjadi Clorox Chemical (sekarang The Clorox Co.) Kini, perusahaan tersebut identik dengan produk pemutih pakaian yang digunakan di berbagai belahan dunia.

Cara kerjanya

Cara kerja pemutih pakaian sebagai disinfektan hampir sama dengan alkohol. Kandungan dalam pemutih pakaian akan mengurai protein pada bakteri sehingga mematikan bakteri tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com