Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisa Mineral Batuan di Kanada Utara ini Ungkap Keberadaan Benua Kuno

Kompas.com - 24/03/2020, 13:31 WIB
Imamatul Silfia,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Sebuah sisa kerak benua dari jutaan tahun lalu telah ditemukan tertanam di hutan belantara yang terisolasi di bagian utara Kanada, tepatnya di wilayah selatan Pulau Baffin.

Pulau Baffin terletak di antara daratan Kanada dan Greenland. Bentangan Arktik ini memiliki luas lebih dari 500.000 kilometer persegi, menjadikannya pulau terbesar kelima di dunia.

Di pulau ini, para peneliti menemukan tanda mineral pada sampel batuan beku yang diambil dari eksplorasi pengeboran berlian di Provinsi Chidliak Kimberlite.

Maya Kopylova, seorang ahli geologi dari University of British Columbia, menjelaskan kimberlite merupakan roket bawah tanah yang mengambil penumpang dalam perjalanan ke permukaan.

Baca juga: Perubahan Dramatis Benua Baru Zealandia, Mungkinkah Akibat Cincin Api?

Penumpang yang dimaksud adalah bongkahan batuan padat yang membawa banyak detail pada kondisi yang jauh di bawah permukaan Bumi dari waktu ke waktu.

Batuan kimberlite terbentuk pada kedalaman 150 kilometer di bawah permukaan Bumi, kemudian batu ini didorong ke permukaan oleh kekuatan geologi dan kimia.

Dalam hal komponen geologis, kemunculannya di bawah Pulau Baffin modern merupakan akhir dari penyebaran kolosal yang terjadi sekitar 150 juta tahun yang lalu, selama penguapan lempeng benua North Atlantic Craton (NAC).

NAC ini mengacu pada bongkahan batu litosfer dari miliaran tahun lalu ke Archean Eon, yang mewakili beberapa bukaan terbaik dari kerak benua paling awal di Bumi.

Baca juga: Anomali Misterius di Bawah Benua Afrika Lemahkan Medan Magnet Bumi

"Komposisi mineral NAC sangat unik, mudah untuk mengikat potongan-potongan itu. Kawah-kawah kuno yang berdekatan di Kanada Utara memiliki mineralogi yang sama sekali berbeda," ujar Kopylova.

Dalam penelitian ini, Kopylova dan timnya menggunakan beberapa teknik analisis, seperti petrografi, mineralogi, dan termobarometri, untuk mempelajari 120 sampel batuan xenoliths yang diambil dari Provinsi Kimberlite.

Mudahkan rekonstruksi benua kuno 

Hasil penelitian tentang benua kuno di Bumi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Journal of Petrology .

Penelitian tersebut menunjukkan komposisi massal dan kimia mineral mantel Chidliak yang sangat menyerupai batuan NAC dari Greenland Barat dan jauh berbeda dengan batuan dari kawah lain.

"Kami menyimpulkan bahwa mantel Chidliak menunjukkan afinitas dengan mantel kratonik yang hanya berbeda satu blok, yaitu NAC," jelas para peniliti dalam makalah mereka.

Lebih lanjut, mereka menjelaskan kesamaan ini ditafsirkan sebagai petunjuk koherensi struktural dari litosfer kratonik Blok Peninsula Hall dan NAC sebelumnya yang kemudian terpisah dalam fragmen benua berbeda.

Baca juga: Benua Baru Ditemukan di Timur Australia, Namanya Zealandia

Ini berarti para peneliti telah menambah sekitar 10 persen dari bentangan NAC yang telah diketahui sebelumnya.

Kemudian, teknik pemodelan mantel yang baru ini dapat membantu para peneliti membayangkan bentuk beberapa formasi batuan paling awal di Bumi pada kedalaman yang lebih jauh dari sebelumnya.

"Kini kami dapat memahami dan memetakan tidak hanya lapisan paling tipis dari Bumi yang membentuk satu persen dari volume planet ini, tetapi pengetahuan kita secara harfiah dan simbolis yang lebih dalam," ujar Kopylova.

Kopylova mengatakan dengan adanya sampel-sampel ini, para peneliti dapat merekonstruksi bentuk-bentuk benua kuno, berdasarkan batuan dari mantel Bumi yang lebih dalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com