KOMPAS.com – Anda mungkin tidak asing dengan istilah perubahan iklim atau juga dikenal dengan fenomena pemanasan global. Fenomena ini biasanya diikuti perubahan pola cuaca yang bisa menyebabkan bencana alam seperti banjir atau kekeringan.
Baca juga: Dampak Perubahan Iklim dan Pencemaran Pesisir pada Terumbu Karang
Namun tahukah Anda, meski banyak bencana yang terjadi di Indonesia, kebanyakan masyarakat Indonesia justru menempati peringat pertama sebagai negara dan masyarakat yang tidak percaya akan perubahan iklim menurut survei YouGov-Cambridge Globalism Project.
Indonesia menduduki peringkat pertama dari 23 negara, dengan presentase sebesar 18 persen.
Aktivitas yang dilakukan oleh manusia meningkatkan emisi (gas buang) karbondioksida, sehingga meningkatkan temperatur Bumi secara keseluruhan.
Cuaca ekstrem dan es kutub yang mencair hanya segelintir efek yang dihasilkan karenanya.
Untuk lebih jelas mengenai perubahan iklim, berikut 5 pertanyaan paling banyak ditanyakan dan penjelasannya.
Melansir BBC, Rabu (11/13/2020), temperatur rata-rata Bumi adalah 15 derajat Celcius. Ada beberapa fluktuasi suhu, namun ilmuwan mengatakan bahwa temperatur saat ini meningkat jauh lebih pesat dibanding sebelumnya.
Hal ini berkaitan dengan efek rumah kaca, yang berasal dari energi dari Matahari yang terperangkap dalam atmosfer Bumi.
Baca juga: Selain Lelehkan Es, Efek Rumah Kaca Picu Erupsi Gunung Api
Sebagian energi dari Matahari yang dipantulkan kembali ke luar angkasa, diserap oleh gas rumah kaca dan diarahkan ke berbagai area.
Hal ini menyebabkan pemanasan pada bagian bawah atmosfer dan permukaan Bumi itu sendiri. Tanpa efek ini, Bumi akan lebih dingin 30 derajat Celcius dan tidak sesuai untuk mahluk hidup.
Para ilmuwan percaya, manusia adalah oknum yang menambah gas rumah kaca ini. Emisi yang dikeluarkan oleh industri dan pertanian menambah tebal gas rumah kaca ini.
Dengan semakin tebalnya gas rumah kaca, energi Matahari yang diserap semakin banyak. Inilah yang membuat temperatur Bumi bertambah panas.
Inilah yang disebut dengan perubahan iklim, atau pemanasan global.
Dampak terbesar dari pemanasan global adalah penguapan air. Namun uap air tersebut tetap berada pada atmosfer selama beberapa hari.
Karbondioksida (CO2) bertahan jauh lebih lama. Butuh waktu ratusan tahun untuk mengembalikan kondisi atmosfer seperti sedia kala, sebelum Bumi dipadati industri.