Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Hand Sanitizer, dari Bahan hingga Waktu Kedaluwarsa

Kompas.com - 11/03/2020, 18:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com - Pada musim wabah penyakit seperti Covid-19 saat ini, hand sanitizer laris manis di pasaran. Mencuci tangan dengan benar serta menggunakan hand sanitizer merupakan salah satu cara mencegah tertularnya Covid-19.

Mengutip Live Science, Rabu (11/3/2020), berdasarkan peraturan tahun 2019 oleh Food and Drugs Administration (FDA), sebuah produk bisa disebut sebagai hand sanitizer apabila mengandung ethyl alcohol (biasa disebut dengan ethanol), isopropyl alcohol (isopropanol), atau benzalkonium chloride sebagai bahan utamanya.

 

Berikut beberapa fakta tentang hand sanitizer.

1. Ditemukan pada 1966

Hand sanitizer diciptakan pada 1966 oleh seorang siswa keperawatan asal California, AS, bernama Lupe Hernandez. Pada waktu itu, ia menemukan bahwa alkohol bisa dijadikan bentuk gel.

Usai beberapa kali percobaan, Hernandez berhasil menemukan formula yang tepat. Hand sanitizer pun dikomersialisasi oleh beberapa perusahaan antara lain Purell dan Gojo pada 1988.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Hand Sanitizer, Sudah Ada Sejak 1966

Sejak itu, hand sanitizer mulai digunakan di rumah sakit dan tempat-tempat umum lainnya. Seiring berjalannya waktu, formula hand sanitizer pun berubah.

Mulai tahun 2000-an, beberapa perusahaan membuat hand sanitizer yang dicampur dengan pelembap seperti glycerin, dengan tujuan untuk menghaluskan kulit. Banyak hand sanitizer juga menggunakan pewangi.

2. Bahan utama

Bahan utama hand sanitizer adalah alkohol. Secara kimiawi, alkohol terdiri dari molekul yang terbuat dari karbon, oksigen, dan hidrogen.

Konsentrasi alkohol pada hand sanitizer dimulai dari 30 persen. Dalam kasus Covid-19, World Health Organization (WHO) menyarankan masyarakat untuk menggunakan hand sanitizer dengan konsentrasi alkohol 60 persen.

Baca juga: Cuci Tangan Lebih Efektif Cegah Corona Dibanding Hand Sanitizer, Ini Buktinya

Ethanol adalah bahan kimia yang biasa didapatkan pada minuman beralkohol. Sementara propanol dan isopropanol (isopropyl alcohol) adalah dua jenis alkohol yang biasa ditemukan pada disinfektan.

Ilustrasi CoronaKOMPAS.COM/HANDOUT Ilustrasi Corona

3. Cara kerja hand sanitizer

Jurnal Clinical Microbiology Reviews menyebutkan bahwa hand sanitizer bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab penyakit, atau patogen, dengan menghancurkan protein pada bakteri tersebut. Hand sanitizer menghancurkan metabolisme bakteri patogen.

Semakin besar kadar alkohol, semakin besar pula kemungkinannya membunuh bakteri patogen. Namun, efektivitas alkohol dalam membunuh bakteri patogen berhenti pada kadar 90-95 persen.

Baca juga: Antisipasi Corona, Efektifkan Hand Sanitizer Lindungi Diri dari Penyakit?

Berdasarkan jurnal yang sama, diketahui bahwa ethanol sangat kuat dalam membunuh bakteri. Dalam konsentrasi tinggi, ethanol bisa membunuh tiga jenis bakteri penyebab penyakit, yaitu Escherichia coli, Serratia marcescens, dan Staphylococcus saprophyticus.

4. Tidak bisa membunuh semua jenis bakteri

Meski begitu, hand sanitizer tidak bisa membunuh semua jenis bakteri. Hand sanitizer tidak cukup ampuh dalam membunuh norovirus, Clostridium difficile yang menyebabkan diare akut, atau Cryptosporidium yang menyebabkan penyakit cryptosporidiosis.

Hand sanitizer juga tidak ampuh dalam menghilangkan zat kimia seperti pestisida atau logam berat. Hand sanitizer tidak efektif saat digunakan pada tangan yang sangat kotor atau berminyak. Sehingga, mencuci tangan dengan sabun tetap harus dilakukan.

5. Tanggal kedaluwarsa

Hand sanitizer sebetulnya tidak memiliki tanggal kedaluwarsa. Namun, FDA mengharuskan produsen hand sanitizer untuk mencantumkan tanggal kedaluwarsa pada produknya.

Baca juga: Hand Sanitizer Handmade Tak Efektif Cegah Penyebaran Virus Corona

Alkohol merupakan zat kimia yang bersifat stabil apabila disimpan di suhu ruangan, jauh dari sinar matahari langsung. Jika Anda menyimpannya seperti itu, maka alkohol termasuk hand sanitizer bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com