Puing plastik sekarang umum ditemukan di seluruh lautan dunia. Sebuah studi tahun 2015 menemukan bahwa sekitar 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahun.
Begitu berada di dalam air, plastik dapat terurai menjadi potongan-potongan yang lebih kecil lagi hingga menjadi mikroplastik, yang sering dicerna oleh hewan laut.
"Potongan-potongan yang tak dapat dicerna dalam usus dapat menyebabkan penyumbatan dan lebih sedikit ruang untuk makanan," tambah Jamieson.
Sementara itu, Lauren Spurrier, Wakil Presiden Konservasi Lautan WWF yang tak terlibat dalam studi ini menyebut jika penamaan spesies baru sebagai Eurythenes plasticus merupakan sebuah langkah berani.
Baca juga: Jangan Sembarang Bakar Sampah Plastik, Bahaya Dioksin Mengancam
"Tak ada yang bisa membantah keberadaan plastik di lingkungan kita dan dampaknya pada alam. Kami sekarang melihat dampak yang lebih buruk, yakni mengontaminasi spesies baru yang ditemukan. Kita harus segera mengambil tindakan keras melawan polutan global ini," ungkap Spurrier.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.