Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Baru Ditemukan di Palung Terdalam Bumi, Spesies Ini Sudah Terkontaminasi Plastik

KOMPAS.com - Para ilmuwan telah menemukan spesies hewan laut baru di palung terdalam Bumi yang terletak di Samudra Pasifik barat.

Mirisnya, ilmuwan juga mengidentifikasi plastik pada tubuh hewan ini, yang membuktikan bahwa krisis polusi global memang tak terelakkan lagi.

Tim dari Newcastle University di Inggris menemukan mahluk yang dikenal sebagai amphipoda, sejenis krustesea di Palung Mariana pada kedalaman sekitar 6000 meter.

Saat melakukan pemeriksaan, peneliti menemukan potongan kecil puing plastik yang dikenal sebagai mikroplastik di dalam tubuh amphipoda. Bahan yang teridentifikasi adalah polietilen tereftalat (PET), platik yang banyak digunakan dalam kemasan makanan dan minuman.

Tim peneliti pun lantas menamai spesies baru tersebut Eurytenes plasticus untuk menyoroti fakta bahwa tindakan harus segera diambil untuk menghentikan banjir sampah plastik ke lautan.

Alan Jamieson, ahli ekologi laut sekaligus penulis utama studi ini menyebut jika E plasticus sekarang tercatat sebagai salah satu dari 240 spesies yang diketahui telah menelan plastik.

"Kami menemukan spesies baru, namun sudah terkontaminasi. Hal tersebut membuat kami kehilangan jejak untuk memahami spesies ini di lingkungan alami," kata Jamieson.

Selain itu juga, temuan yang telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa ini juga mencontohkan luasnya masalah plastik. Spesies di lingkungan laut terpencil dan ekstrem bahkan ikut menderita sebagai akibat dari aktivitas manusia.


Puing plastik sekarang umum ditemukan di seluruh lautan dunia. Sebuah studi tahun 2015 menemukan bahwa sekitar 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahun.

Begitu berada di dalam air, plastik dapat terurai menjadi potongan-potongan yang lebih kecil lagi hingga menjadi mikroplastik, yang sering dicerna oleh hewan laut.

"Potongan-potongan yang tak dapat dicerna dalam usus dapat menyebabkan penyumbatan dan lebih sedikit ruang untuk makanan," tambah Jamieson.

Sementara itu, Lauren Spurrier, Wakil Presiden Konservasi Lautan WWF yang tak terlibat dalam studi ini menyebut jika penamaan spesies baru sebagai Eurythenes plasticus merupakan sebuah langkah berani.

"Tak ada yang bisa membantah keberadaan plastik di lingkungan kita dan dampaknya pada alam. Kami sekarang melihat dampak yang lebih buruk, yakni mengontaminasi spesies baru yang ditemukan. Kita harus segera mengambil tindakan keras melawan polutan global ini," ungkap Spurrier.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/07/193851723/baru-ditemukan-di-palung-terdalam-bumi-spesies-ini-sudah-terkontaminasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke