Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terlalu Banyak Makan Junk Food Tingkatkan Risiko Depresi

KOMPAS.com - Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia yang tak bisa diabaikan. Namun, untuk alasan kepraktisan, entah karena sibuk bekerja atau aktivitas lainnya, sering kali jenis makanan yang dikonsumsi tidak terperhatikan dengan baik.

Bahkan, tidak jarang, orang mengonsumsi makanan rendah gizi atau kerap disebut dengan junk food.

Junk food sendiri telah lama dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau sering.

Kabar buruknya, risiko kesehatan yang dihadapi jika terus menerus mengonsumsi junk food bukan hanya fisik tapi juga psikis atau mental.

Berbagai penelitian telah membuktikan adanya hubungan antara konsumsi junk food dengan peningkatan risiko depresi.

Sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Molecular Psychiatry tahun 2018 menemukan hubungan antara pola makan dengan risiko depresi setelah mengkaji ulang 41 studi.

Dia juga menambahkan, pola makan yang buruk atau rendah gizi bisa meningkatkan risiko depresi secara signifikan.

Makanan yang mengandung banyak lemak, gula, atau terlalu lama dimasak (dalam hal ini junk food maupun makanan ultra proses) bisa menyebabkan peradangan bukan hanya di usus tetapi di seluruh tubuh.

Hal ini dikenal sebagai peradangan sistemik.

"Sifat kimia dalam usus sangat mirip dengan kimia di otak. Jadi tidak mengherankan bahwa hal-hal yang mempengaruhi usus dapat mempengaruhi otak juga," kata Dr Cosmo Hallstrom, ahli depresi dari Royal College of Psychiatrists.

Kondisi ini bukan hanya dipicu oleh pola makan yang rendah gizi, tapi juga pola hidup buruk seperti merokok, polusi, kegemukan, dan kurang olahraga.

"Peradangan kronis bisa mempengaruhi kesehatan mental dengan mengangkut molekul pro-inflamasi ke otak, itu juga bisa mempengaruhi molekul - neurotransmitter - yang bertanggung jawab untuk regulasi suasana hati," tutur Lassale.

Kesimpulan penelitian ini menyebut bahwa makanan yang mengandung zat yang dapat meningkatkan peradangan seperti tinggi kolesterol, lemak jenuh, dan karbohidrat meningkatkan risiko depresi sebesar 40 persen.

Bukan hanya junk food yang dapat meningkatkan risiko depresi. Konsumsi makanan ultraproses berlebihan juga membuat kita lebih besar kemungkinannya mengembangkan kondisi mental tersebut.

Sebuah penelitian tahun 2022 yang terbit dalam jurnal Public Health Nutrition menemukan bahwa orang yang mengonsumsi makanan ultra proses dalam jumlah banyak atau sering lebih banyak dilaporkan mengalami depresi.

Bukan hanya depresi, penelitian ini juga menyebut kondisi mental dari orang yang kerap mengonsumsi makanan ultra proses juga kurang baik dan lebih sering mengalami gangguan kecemasan.

Mengutip study finds, kebanyakan makanan ultra proses adalah makanan siap saji yang banyak mengandung minyak, lemak, gula, dan protein isolat. Selain itu, biasanya jenis makanan ini juga mengandung perasa tambahan, pewarna, pengental, dan hal-hal lain yang membuat kecanduan.

Sayangnya, makanan ultra proses juga biasanya memiliki kandungan gizi yang sangat kecil dan tidak seimbang.

Untuk itu, demi jaga kesehatan mental kita juga harus pastikan makanan yang kita konsumsi bergizi seimbang ya!

https://www.kompas.com/sains/read/2023/02/01/160000123/terlalu-banyak-makan-junk-food-tingkatkan-risiko-depresi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke