Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BRIN Potret Gambar Fenomena Langka Komet K2 Melintasi Planet Bumi

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah berhasil menangkap gambar fenomena langka komet yang melintasi Planet Bumi.

Peneliti BRIN sekaligus Koordinator Balai Pengelola Observatorium Nasional (BPON) Kupang, Abdul Rachman mengatakan, gambar komet yang tertangkap saat melintas dekat planet Bumi tersebut adalah Komet C/2017 K2 (PanSTARRS) atau disingkat menjadi K2.

Initial C dari komet tersebut bertipe non-periodik, angka 2017 menunjukkan tahun ditemukannya, dan kombinasi huruf dan angka K2 menunjukkan urutan ditemukannya pada tahun 2017.

K2 ditemukan oleh sistem pemantau komet bernama Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System (PanSTARRS) yang berlokasi di Hawaii pada 21 Mei 2017.

Komet ini diduga berasal dari Awan Oort (Oort Cloud) yang berupa kumpulan benda-benda yang berada di bagian terluar dari tata surya.

Penampakan Komet K2 saat melintasi Bumi

Abdul menjelaskan, komet ini melintas terdekat dengan Bumi pada 13 Juli 2022 pada jarak sekitar 2 kali jarak Bumi ke Matahari.

“Saat ini K2 sedang menuju jarak terdekatnya ke Matahari yang diperkirakan terjadi pada Desember tahun ini,” kata Abdul dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/7/2022).

“Karena termasuk dalam golongan komet non-periodik, K2 tidak rutin melintas di dekat Bumi seperti halnya komet-komet periodik, misalnya Komet Halley yang periodenya sekitar 83 tahun, sehingga tidak diketahui kapan ia akan melintas di dekat Bumi lagi,” jelasnya.

Adapun, penampakan komet saat melintas dengan jarak paling dekat dengan Bumi, K2 menampilkan ekor debu dan ekor gas.

Ia menjelaskan, pada dasarnya saat komet itu semakin dekat ke Matahari, maka ekor gas akan terlihat semakin jelas.

Abdul sendiri juga melakukan pengamatan terhadap fenomena langka yang satu ini.

Pengamatan Komet K2 di BPON dilakukan di Kantor Operasional dan Pusat Sains di Desa Oelnasi selama beberapa hari sejak 13 hingga 16 Juli 2022.


Diceritakan Abdul, pengamatan itu dilakukan setiap hari dengan akuisisi hingga beberapa jam.

Data yang terkumpul selain bisa dianalisis untuk keperluan riset, bisa juga digunakan untuk astrofotografi.

“Untuk pengamatan digunakan teleskop yang memakai cermin berukuran 25 cm dan detektor CCD yang dilengkapi dengan beberapa buah filter warna,” jelasnya.

Tujuan tangkap gambar komet melintas bumi

Ia menuturkan, dengan fenomena komet melintas bumi, melalui riset dapat dipelajari kemungkinan jatuhnya komet tersebut ke bumi.

Untuk kasus K2 ini, komet melintasi bumi pada jarak lebih dari 270 juta km sehingga tidak berdampak apa-apa ke bumi, dan karena melintasnya cukup jauh dari Bumi, yakni sekitar 2 kali jarak Matahari-Bumi maka tidak ada efek negatif yang ditimbulkan.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN, Emanuel Sungging, bahwa data hasil pengamatan ini dapat dimanfaatkan untuk riset, tidak hanya oleh peneliti BRIN, tetapi semua yang tertarik untuk mempelajari dinamika benda-benda di dalam tata surya.

“Dari perwujudan kedua ekor komet (debu dan gas) yang bisa diamati, dapat diperoleh pemahaman pada sifat intrinsik komet, serta pada bagaimana kondisi cuaca antariksa pada saat itu,” kata dia.

Selain itu dari perjalanan komet, setidaknya sampai Desember 2022, pelajaran lainnya yang menurut Emanuel bisa diambil yaitu mengenai beberapak hal seperti berikut.

1. Apakah komet tersebut mengakhiri hidupnya dengan menghujam ke Matahari?
2. Ataukah melanjutkan lintasannya keluar dari Tata Surya?
3. Lalu bagaimanakah perjalanannya kemudian?

Dengan begitu, fenomena melintasnya komet ini merupakan kesempatan yang baik bagi para ilmuwan untuk mengamati komet ini lebih dekat, dan bagi para penggiat astofotografi untuk memotretnya.

Sebab, setiap komet memiliki keunikan yang menarik untuk dikaji secara ilmiah dan untuk diabadikan kenampakannya melalui bidikan kamera.

“Harapan terbesar dari pengamatan singkat seperti ini adalah memberikan wawasan dan informasi kepada masyarakat Indonesia, bahwa bangsa Indonesia sudah mempunyai sebuah observatorium astronomi di wilayah Nusa Tenggara Timur yang bisa dimanfaatkan untuk riset keantariksaan, bersama dengan BRIN,” harapnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/25/203000523/brin-potret-gambar-fenomena-langka-komet-k2-melintasi-planet-bumi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke