Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jokowi Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Ini Sejarahnya

KOMPAS.com- Presiden Joko Widodo hari ini melangsungkan peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2022 di Kabupaten Ende. Presiden Jokowi juga mengunjungi rumah pengasingan Bunga Karno. 

Dilansir dari siaran pers Sekretariat Presiden, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Joko Widodo melakukan agenda kunjungan kerja di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Mengawali kegiatan, Presiden dan Ibu Iriana akan mengunjungi Rumah Pengasingan Ir. Soekarno atau Bung Karno di Kabupaten Ende.

Usai Presiden Jokowi kunjungi rumah pengasingan Bung Karno, barulah Presiden bertindak selaku inspektur upacara dan memimpin jalannya Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2022.

Mengenal lebih jauh rumah Pengasingan Bung Karno

Dikutip dari cagar budaya Kementerian Budaya Indonesia, diceritakan bahwa rumah pengasingan Ir. Soekarno atau Bung Karno di Ende berlokasi di Kampung Ambugaga, Kotaraja, Ender Utara.

Rumah pengasingan Sang Proklamator di Ende, yang dikunjungi Presiden Jokowi di tengah perayaan Hari Lahir Pancasila ini menghadap ke arah timur atau ke Jalan Perwira.

Bangunan rumah tersebut bergaya tradisional dengan desain yang sederhana. Rumah itu berlantai semen plesteran, berdinding tembok, dan beratapkan seng dengan langit-langit dari anyaman bambu.

Dinding rumah dicat berwarna putih, sementara daun pintu dan jendelan berwarna kuning, dan kusennya berwarna hijau.

Di dinding bagian depan terdapat dua jendela, di atas kedua jendela tersebut terdapat markis.

Bangunan utama rumah terdiri atas ruang tamu, ruang tengah, dan tiga kamar tidur.

Dapur dan kamar mandi berada di bagian belakang dan terpisah dari bangunan utama. Di halaman belakang rumah tempat pengasingan Bunga Karno yang dikunjungi Presiden Jokowi ini juga terdapat sumur.

Di dalam Rumah Pengasingan Ir. Soekarno di Ende masih disimpan benda-benda yang pernah dipakai oleh Bung Karno dan keluarganya.

Di antaranya seperti ranjang besi dan lemari di kamar tidur; biola, tongkat, lampu minyak dan lampu tekan, setrika, peralatan makan, dan peralatan memasak, semuanya dipamerkan di ruang tamu.

Beberapa foto dan karya lukis Soekarno terpasang di dinding rumah.

Selain itu, terdapat buku-buku koleksi Ir. Soekarno yang disimpan di lemari buku dan diletakkan di teras belakang.

Sejarah Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Rumah pengasingan Bung Karno yang dikunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah tempat yang menyimpan kisah sejarah kelahiran Pancasila.

Diceritakan bahwa pengasingan Ir. Soekarno diawali dengan pertemuan politik di rumah Muhammad Husni Thamrin di Jakarta, pada tanggal 1 Agustus 1933.

Bung Karno ditangkap oleh seorang Komisaris Polisi ketika ke luar dari rumah Muhammad Husni Thamrin dan kemudian dipenjarakan selama delapan bulan tanpa proses pengadilan.

Pada tanggal 28 Desember 1933, Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge, mengeluarkan surat keputusan pengasingan Soekarno (saat itu berusia 32 tahun) ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Kemudian, Bung Karno pun diasingkan atau dibuang ke Ende karena kegiatan politiknya membahayakan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.

Presiden Pertama Indonesia itu dan keluarganya bertolak dari Surabaya menuju Flores dengan kapal barang KM van Riebeeck.

Setelah berlayar selama delapan hari, mereka tiba di Pelabuhan Ende dan langsung melaporkan kedatangannya ke kantor polisi.

Mereka lalu dibawa ke rumah pengasingan yang terletak di Kampung Ambugaga, Kelurahan Kotaraja.

Di rumah pengasingan inilah Soekarno berserta istrinya, Inggit Garnasih, mertuanya, Ibu Amsi dan kedua anak angkatnya, Ratna Juami dan Kartika menghabiskan waktu mereka selama empat tahun.

Bung Karno dan keluarganya menempati rumah milik Haji Abdullah Ambuwaru.

Selama di Ende dari tahun 1934-1938 salah satu hal yang paling penting adalah ketika Bung Karno di tengah keterasingannya di bawah pohon sukun.

bagai salah satu tempat favorit, di sini beliau menggali pemikiran tentang dasar Negara yang kemudian dirumuskan oleh Panitia Sembilan menjadi Pancasila pada tahun 1945.

Pada tanggal 18 Oktober 1938 (tepat empat tahun, sembilan bulan dan empat hari), Soekarno dipindah dari Ende ke Bengkulu.

Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1951, Soekarno (saat itu sudah menjadi Presiden Republik Indonesia) mengunjungi Ende untuk pertama kalinya.

Beliau bertemu Haji Abdullah Ambuwaru dan menyatakan keinginannya agar rumah tersebut dijadikan museum.

Pada kesempatan kunjungan kedua tahun 1954, Ir. Soekarno meresmikan rumah itu sebagai “Rumah Museum” pada tanggal 16 Mei 1954.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/01/160200523/jokowi-kunjungi-rumah-pengasingan-bung-karno-di-ende-ini-sejarahnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke