Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Lebah Mati Usai Sengat Manusia?

KOMPAS.com - Konon setelah menyengat, seekor lebah akan langsung mati. Tapi benarkah demikian adanya?

Diperkirakan ada 20.000 spesies lebah di seluruh dunia dan tak semuanya menyengat. Dari jumlah itu, setidaknya ada lebih 500 spesies lebah tanpa sengat yang ditemukan, terutama di daerah tropis. Alih-alih menyengat, mereka justru menggigit.

"Ada sekelompok lebah yang disebut dengan lebah tak bersengat (suku Meliponini), serta lebah penambang (famili Andrenidae) yang memang memiliki sengat tetapi tak efektif," kata Allyson Ray, mahasiswa doktoral molekuler seluler dan biosains integratif di Penn State.

Namun dikutip dari Live Science, Senin (30/5/2022) ternyata lebah madu merupakan lebah yang paling sering mati akibat menyengat manusia atau mamalia lain.

Ini lantaran anatomi sengat mereka yang tajam seperti pengait hingga akhirnya terjebak di dalam kulit.

Hal ini memungkinkan sengat tetap berada di tempatnya dan terus memompa racun pada korban.

Sementara lebah madu, cenderung tak mati ketika menyengat serangga atau laba-laba lain. Ini karena sengatnya mampu menembus kerangka luar serangga yang relatif tipis dan dapat dikeluarkan tanpa menimbulkan kerusakan.

Sementara itu kulit manusia, jauh lebih tebal daripada eksoskeleton kebanyakan serangga.

"Ketika lebah terbang menjauh setelah menyengat seseorang, sengat itu tertinggal. Namun proses itu membuat organ usus tertarik dan lepas," jelas Ray.

Lebah dengan lubang di perutnya mungkin hanya bisa bertahan hidup selama beberapa jam setelah menyengat. Lebah akan menyerah dan mati karena kehilangan cairan, serta kegagalan organ dalam.

Nicholas Naeger, ahli biologi molekuler di Washington State University, yang telah mempelajari lebah selama lebih dari dua dekade, pernah melakukan studi untuk memastikan lebah madu tak mampu bertahan hidup setelah menyengat target mirip manusia.

"Saya menandai dan mengembalikan lebih dari 200 lebah yang menyengat target dan saya tak pernah menyaksikan satu pun dari mereka hidup keesokan paginya. Tindakan itu benar-benar mematikan," katanya.


Lebah lain, bagaimanapun mampu bertahan hidup setelah menyengat manusia karena memiliki sengat yang berbeda dengan lebah madu.

Lebah lain itu disebut punya penyengat yang halus dan karena itu dapat menyengat berkali-kali tanpa mati.

Lebah madu sendiri sebenarnya mahluk yang pemalu. Mereka tak akan menjadi agresif dan melakukan penyerangan, jika tak diprovokasi.

Sejumlah besar sengatan serangga yang dituduhkan pada lebah itu sebenarnya dilakukan oleh tawon yang cenderung lebih berani dan agresif.

Lalu mengingat nasib buruk yang menanti lebah madu setelah menyengat manusia atau mamalia berkulit tebal lainnya, apakah ada kemungkinan mereka menyadari apa yang akan terjadi?

"Saya tak berpikir bahwa lebah madu mengerti bahwa mereka mengerti akan mati setelah menyengat. Tapi dalam keadaan yang tepat, mereka sangat bersedia menyerahkan hidup untuk mempertahankan koloninya," papar Naeger.

Saat melindungi koloni atau memastikan gen agar bisa diturunkan ke generasi berikutnya, naluri yang mendorong perilaku itu jelas lebih besar daripada kekhawatiran yang mungkin dimiliki lebah untuk diri mereka sendiri.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/01/090300823/apakah-lebah-mati-usai-sengat-manusia-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke