Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

WHO Laporkan Varian Baru Virus Corona XE di Inggris, Apa Itu?

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini melaporkan temuan varian baru virus corona di Inggris, yang sementara disebut sebagai varian XE.

Dilansir dari NDTV, Minggu (3/4/2022); pihaknya meyakini bahwa XE adalah rekombinan atau gabungan dari subvarian BA.1 dan BA.2.

WHO mengatakan bahwa varian XE memiliki strain yang lebih kuat dibandingkan varian virus corona sebelumnya, dan diduga 10 persen lebih menular dari subvarian BA.2 yang dijuluki varian Omicron siluman.

"Dugaan awal menunjukkan varian baru ini 10 persen lebih menular dibandingkan BA.2, akan tetapi bagaimanapun, temuan ini masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut," ungkap WHO.

Badan Kesehatan Inggris menyampaikan, varian XE pertama kali dideteksi pada 19 Januari 2022 lalu, dengan 637 kasus yang sudah teridentifikasi terpapar varian ini.

Dijelaskan Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman, varian XE adalah varian yang berasal dari struktur protein Omicron atau B.1.1.529.

Menurut dia, varian ini juga harus diwaspadai terkait dengan tingkat penularannya lantaran merupakan rekombinasi dari dua subvarian Omicron.

"Yang membuat kita harus waspada adalah informasi awal yang dirilis menunjukkan varian Omicron XE, 10 persen lebih lebih cepat penyebarannya, kemampuan menginfeksinya, dibandingkan Omicron BA.2," ujar Dicky kepada Kompas.com, Senin (4/4/2022).

Lebih lanjut, dia mengatakan, apabila varian XE 10 persen lebih menular dibandingkan subvarian Omicron sebelumnya maka virus ini 40 persen lebih cepat daripada varian Delta terkait penyebarannya.

"Sekali lagi ini membuktikan bahwa di tengah euforia dunia terhadap pandemi Covid, (temuan ini) mengingatkan kembali bahwa kita tidak bisa abai, tidak bisa longgar yang tidak terkendali," imbuhnya.

Dicky memaparkan bahwa Inggris adalah salah satu negara dengan surveillance genomic atau pengawasan genomik yang terbaik. Sehingga, temuan varian XE ini pun lebih cepat dideteksi.

Kemampuan deteksi genome virus dengan cepat juga dimiliki oleh beberapa negara seperti Afrika Selatan, China, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.

"Pada negara-negara yang terbatas surveillance genomic-nya seperti Indonesia, kita harus waspada untuk selalu melihat perkembangan global," tutur Dicky.

Sayangnya, data lain mengenai keparahan varian XE saat ini masih dalam penelitian lebih lanjut. Dirinya juga memprediksi akan ada varian virus corona baru hasil dari gabungan dua varian yang berbeda. 

"Kecenderungan ke depan penyakit Covid akan muncul banyak varian rekombinan, yang lebih cepat menular dan dominan infesi di saluran napas atas," tuturnya.

Lantas, apa yang bisa dilakukan sebagai upaya mitigasi mencegah penyebaran varian XE?

Menjawab hal ini, Dicky menyarankan agar pemerintah terus mengejar cakupan vaksinasi Covid-19 pada masyarakat, baik dosis kedua maupun booster.

Upaya 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas masih sangat diperlukan.

"Sekali lagi saya menegaskan Omicron bukanlah varian terakhir, termasuk gelombang ketiga Omicron kemarin bukanlah gelombang terakhir. Bahwa ke depan akan ada potensi varian baru (ataupun) gelombang baru tetap ada," ujarnya.

"Namun kita harus minimalkan risiko, dengan mitigasinya adalah terus menjaga leveling PPKM, tidak mesti sampai level 3 atau 4 tapi setidaknya bisa tetap dijadikan sebagai payung untuk efektivitas 3T," sambung dia.

Menurut Dicky, testing, tracing, dan treatment atau 3T tidak boleh menurun, terutama yang sifatnya surveillance terhadap penyebaran virus. Kemudian, kebijakan untuk menekan angka kasus infeksi juga harus terus dijalankan setidaknya sampai status pandemi Covid-19 dicabut.

"Kita harus konsisten dengan kriteria, indikator yang dimiliki untuk jadi patokan bahwa kapan dilakukan pelonggaran, kapan dilakukan pengetatan," jelasnya.

Berkaitan dengan mencegah penyebaran varian XE di Indonesia, kata Dicky, kriteria pengetatan yang dilakukan pemerintah juga harus konsisten.

Terlebih, saat ini sudah mulai memasuki arus mudik di mana terjadi pergerakan masyarakat dan akan lebih banyak interaksi. Dirinya menilai saat ini situasi status imunitas di Indonesia sudah baik, namun cakupan vaksinasi pun tetap harus dipenuhi.

"Di semua aspek, kejar cakupan vaksinasi karena bagaimanapun tanpanya kalau varian baru ini (mutasi) Omicron (diduga) akan mengikuti karakter dari leluhurnya. Dan kita tahu pada Omicron ini booster menjadi sangat penting, sehingga itu yang harus kita kejar," pungkas Dicky.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/04/120000423/who-laporkan-varian-baru-virus-corona-xe-di-inggris-apa-itu-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke