Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melatih Anak Berpuasa Ramadhan, Begini Cara Memenuhi Kebutuhan Nutrisinya

KOMPAS.com – Memasuki bulan Ramadhan seperti sekarang, banyak orangtua yang mulai mengajarkan anak belajar puasa.

Biasanya, anak mulaidiajarkan puasa ketika berusia lima hingga enam tahun, lantaran perkembangan kognitifnya memungkinkan mereka untuk belajar tanggung jawab.

Namun, kondisi setiap anak berbeda, bergantung pada pemahaman dan minat anak untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Artinya, anak yang belum diwajibkan berpuasa secara agama bisa diajarkan secara perlahan ketika dia ingin melakukannya.

“Berpuasa aman untuk anak, sepanjang kebutuhan nutrisi atau zat gizi anak terpenuhi sesuai dengan usia anak,” jelas Spesialis Gizi Klinik di Rumah Sakit St. Carolus Dr dr Yustina Anie Indriastuti, MSc., Sp.GK, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/4/2022).

“Sebaiknya pada pada usia di atas 6 tahun anak bisa diajarkan puasa secara bertahap, mulai dari setengah hari,” lanjutnya.

Menurut dia, puasa juga sebaiknya dilakukan pada anak dengan kondisi yang sehat, dengan memberikan pendampingan selama anak belajar puasa.

Termasuk menilai status gizi anak, apakah layak menjalankan puasa, misalnya sangat kurus, sedang demam atau flu yang tidak dianjurkan puasa.

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam mendampingi anak yang belajar berpuasa, adalah mengatur menu serta jadwal makan anak sesuai usianya.

Asupan yang penting bagi anak saat berpuasa

Dokter Yustina memaparkan, ada sejumlah asupan yang dapat diberikan oleh orangtua kepada anaknya yang sedang belajar puasa Ramadhan.

Asupan makanan tersebut harus memenuhi gizi seimbang dengan mengandung cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air. Gizi seimbang, lanjut dia, sangat penting untuk tumbuh kembang anak.

“Semua jenis makanan penting, setiap hari diberikan secara teratur, setiap 3 jam, tiga kali porsi utama yakni sarapan, makan siang, makan malam, dan tiga kali makanan selingan. Pada (anak yang) puasa waktunya disesuaikan sesuai kemampuan anak,” terangnya.


Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi, serat, dan protein nabati bisa membantu memberikan rasa kenyang lebih lama selama anak belajar puasa, misalnya pada nasi merah, jagung, kentang, tahu, maupun tempe.

Di samping itu, sebaiknya beri anak nasi ataupun kentang sebagai sumber karbohidrat.

Berikan juga mereka protein berupa ikan, ayam, daging, telur dan susu. Serta sayur-sayuran, serta buah yang berwarna hijau, jingga, kuning sebagai sumber vitamin dan mineral.

“Hindari atau kurangi konsumsi makanan yang (mengandung) gula murni (misalnya) permen, cokelat, es krim, gorengan, keripik, ayam goreng tepung,” ucap Yustina.

Puasa adalah cara mengajarkan anak untuk sabar dengan menahan rasa lapar dan haus. Selain asupan makanan, kebutuhan cairan anak juga harus terpenuhi selama berpuasa.

Dijelaskan Yustina, kebutuhan cairan anak pada puasa tergantung aktivitas fisiknya. Untuk anak balita dan usia sekolah dengan aktivitas intensitas sedang, membutuhkan sekitar enam gelas atau 1,5 liter per hari.

“Bila melakukan olahraga yang mengeluarkan banyak keringat bisa mencapai 2 liter per hari. Tanda-tanda kekurangan cairan adalah haus, kulit kering dan rasa panas, jarang kencing,” ungkapnya.

Tanda yang harus diwaspadai orangtua saat anak belajar puasa 

Dokter Yustina menyampaikan, ada beberapa tanda yang harus diwaspadai oleh para orangtua, ketika anaknya menjalankan ibadah puasa Ramadhan, antara lain:

  • Anak mengalami hipoglikemia (gula darah rendah) dengan gejala seperti lapar, lemas, sakit kepala, dan pusing.
  • Bila terjadi dehidrasi yang ditandai anak merasa haus, lidah dan bibir kering, jarang buang air kecil, air kencing warnanya kuning tua, merasakan kepala sakit, dan pusing.

Jika anak yang sedang belajar berpuasa mengalami gejala di atas, segera berikan mereka asupan cairan dan makanan untuk memperbaiki kondisinya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/04/040300623/melatih-anak-berpuasa-ramadhan-begini-cara-memenuhi-kebutuhan-nutrisinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke