Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketahui Penyebab Rambut Rontok dan Cara Mengatasinya Menurut Dokter

KOMPAS.com - Rambut rontok bisa terjadi pada siapa pun, baik laki-laki maupun perempuan. Biasanya, rambut bisa rontok sebanyak 50 sampai 100 helai per harinya.

Kondisi rambut rontok yang tidak dirawat dengan baik, justru berisiko menyebabkan penipisan bahkan kebotakan di kepala.

Penyebab rambut rontok bisa karena berbagai hal, termasuk hormon, genetik, stres, hingga efek konsumsi obat-obatan.

Umumnya, laki-laki memiliki kelainan pada rambut yang disebabkan faktor hormonal dan genetik. Sedangkan perempuan, sering kali mengalami kerontokan rambut usai melahirkan, ataupun perubahan metabolisme yang disebut telogen effluvium.

Dijelaskan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin PERDOSKI, dr Melyawati Hermawan, Sp.KK, dalam proses kerontokan rambut, terdapat tiga fase utama yakni anagen, katagen, serta telogen.

Dokter Mely mengatakan, bahwa fase anagen adalah waktu di mana rambut bertumbuh dan bertahan selama dua hingga enam tahun. Setidaknya, 90 persen rambut di kepala dalam masa pertumbuhan.

Kemudian, 1 hingga 2 persen rambut akan bergeser ke fase transisi atau istirahat yang disebut katagen.

"Ketika dia (rambut) mulau tumbuh dan agak tua butuh istirahat istilahnya akan masuk ke masa transisi selama sekitar delapan minggu. Begitu masuk ke fase telogen," ujar Mely dalam Live Instagram Kompas.com bertajuk Rambut Rontok, Jadi Botak atau Bisa Tumbuh Lagi?; Kamis (24/3/2022).

Selanjutnya, pada fase telogen rambut akan lebih rapuh, karena sedikitnya akar rambut di kulit kepala. Dengan demikian, rambut akan rontok saat ada rambut baru yang tumbuh.

"Masa anagen ini lama, bisa sampai kurang lebih dua sampai enam tahun masa pertumbuhan rambut kita, setiap orang beda enggak sama. Tapi rata-rata bertahun-tahun," imbuhnya.

Dia memaparkan penyebab kerontokan rambut adalah adanya pergeseran fase yang cukup besar, dari fase anagen ke telogen.

Berkaitan dengan ini perlu adanya observasi, mengenai hal apa yang terjadi dan mungkin memicu pergeseran fase tersebut sehingga mengakibatkan rambut rontok.

"Jadi kami sebagai dokter akan berusaha mencari kira-kira penyebabnya apa. Kalau memang ada sebabnya, hopefully (diharapkan) dalam waktu beberapa bulan kemudian bisa diprediksi ini pasti akan kembali lagi kondisi rambutnya," ungkap Mely.


Dokter juga akan melihat apakah ada perubahan metabolisme, perubahan hormonal, stressor, ataupun diet.

Kerontokan rambut juga bisa disebabkan karena kondisi tertentu, misalnya setelah empat bulan sembuh dari demam tinggi maupun tipes.

Sebab, pada saat demam tinggi ada perubahan metabolisme, sehingga rambut bisa bergeser ke fase telogen meski belum waktunya.

"Atau yang paling sering sekarang adalah diet. Banyak diet ekstrem yang kadang terjadi perubahan metabolisme, perubahan hormonal, kemudian kekurangan nutrisi," terang dr Mely menjelaskan penyebab rambut rontok.

Beberapa studi menyebutkan mereka yang berusia 20-an lebih rentan mengalami kerontokan rambut dini, yang mungkin disebabkan karena pola makan tidak sehat seperti konsumsi junk food ataupun makanan cepat saji (fast food).

Selain itu, stres juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kerontokan rambut di usia muda.

"Mungkin kaum milenial karena tuntutan yang cukup tinggi jadi lebih gampang stres, itu juga memengaruhi. Jadi peranan psikis memengaruhi (rambut rontok)," jelasnya.

Artinya, diperlukan pola makan sehat dengan kandungan protein tinggi yang baik untuk pertumbuhan rambut, maupun kuku. Gaya hidup sehat dengan berolahraga, dan minum air putih yang cukup perlu dilakukan guna menjaga kesehatan rambut.

Pada kesempatan tersebut, Mely juga menyinggung soal stres yang dapat menyebabkan rambut rontok lantaran dipengaruhi oleh neurotransmitter, yang pada akhirnya memicu respons ketidakseimbangan hormon dari dalam tubuh.

Stres pikiran pun memiliki banyak dampak tak hanya pada rambut, tetapi pada kulit serta kuku yang diakibatkan perubahan metabolisme.

"Kalau memang merasa rambutnya menipis dari sebelumnya, misalnya batas rambutnya tambah naik, itu perubahan yang bisa kita lihat. Kalau memang seperti itu bisa konsultasi dulu ke dokter untuk mencari penyebabnya apa," ucap Mely.

Apabila sudah ditemukan penyebabnya, akan dilihat perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.

"Perempuan sering banget mengalami fase di mana terkena fase telogen effluvium. Kalau penyebabnya sudah bisa kita beresin lama-lama rambutnya bisa balik lagi ke pertumbuhan," paparnya.


Perawatan rambut rontok

Menurut Mely, sebelum melakukan perawatan kita harus mengetahui terlebih dahulu penyebab dari kerontokan rambut.

Kemudian, memungkinkan jika dilakukan perawatan untuk kondisi rambut yang mengalami penipisan ataupun kebotakan.

"Jadi kita bisa bantu untuk bisa perbaikan atau enggak. (Misalnya) cukup pakai hair tonic aja udah bagus atau enggak usah diapa-apain bisa kembali lagi," ungkap dia.

Namun Mely menekankan, tidak semua perawatan rambut rontok akan sama pada setiap orang, lantaran ada peran genetik yang memengaruhinya. Salah satunya adalah genetik yang menyebabkan rambut terus-menerus rontok hingga menyebabkan kebotakan.

"Tapi pada dasarnya kalau cuma rontok biasa, penyebabnya diketahui, kita bisa baca tiga sampai enam bulan lagi pasti akan tumbuh lagi," sambungnya.

Konsumsi makanan tertentu seperti buah alpukat juga bisa membantu menyehatkan kulit dan rambut kita.

Selain itu, Anda dapat menggunakan minyak kemiri sebagai suplementasi pertumbuhan rambut.

"Pahami dulu tipe rambut rontoknya apa, jadi kita bisa tahu penyebabnya yang mana dan kita bisa bantu bacain kira-kira pakai ini (produk perawatan rambut) bisa bagus atau enggak," pungkas Mely.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/27/190100123/ketahui-penyebab-rambut-rontok-dan-cara-mengatasinya-menurut-dokter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke