Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peneliti Ungkap Asal Keragaman Genetik Mangga Kasturi Khas Kalimantan Selatan

M. casturi termasuk genus Mangifera dalam famili Anacardiaceae dan diklasifikasikan sebagai nenek moyang bersama spesies Mangifera di Indonesia.

Yang menarik, M. casturi ini berbuah kecil, dengan warna ungu, dan aroma yang khas; sehingga sebenarnya merupakan sumber daya genetik yang prospektif untuk perbaikan varietas mangga di masa depan.

Apalagi, M. casturi juga mengandung metabolit sekunder yang bermanfaat, seperti lupeol, sebagai agen antioksidan dan antikanker.

Di Kalimantan Selatan, M. casturi dikenal dengan berbagai nama lokal, seperti Kasturi, Cuban, Pelipisan, Pinari, dan Rawa-rawa.

Asal-usul keragaman genetik mangga kasturi

Dr. Deden Derajat Matra, S.P., M.Agr., peneliti dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan Kelompok Penelitian Ilmu Molekuler, Laboratorium Penelitian Lanjutan, Institut Pertanian Bogor mengatakan, dengan banyak istilah penyebuatan kasturi di masyarakat Kalimantan Selatan ditambah bentuknya yang juga berbeda, menimbulkan pertanyaan apakah kasturi-kasturi tersebut sama atau berbeda.

Sayangnya, informasi genetik Mangifera casturi Kosterm sangat terbatas.

Deden menyebutkan, sebelumnya dalam tulisan Warschefsky (2018), salah satu hasil penelitiannya menyatakan bahwa Mangifera casturi (kasturi) kemungkinan persilangan dari M. indica (mangga biasa) dan M. quadrifida (salah satu mangga kecil yang juga ada di Kalimantan).

Untuk mengonfirmasi asal tetua dan keragaman genetik hibrida M. casturi, tim peneliti mengumpulkan informasi genomik M. casturi menggunakan pengurutan generasi berikutnya, mengembangkan penanda mikrosatelit, dan melakukan pengurutan Sanger untuk analisis kode batang DNA.

“Saya dan tim menelitinya dengan menggunakan teknik molekuler yang akurat untuk menentukan silsilah kasturi-kasturi ini, yakni marka molekuler mikrosatelit dan Barkoding DNA kloroplast dan Inti genom,” ujar Deden yang merupakan pemimpin penelitian kepada Kompas.com.

Dari penelitian tersebut, hasilnya menunjukkan, keragaman genetik (bentuk) dari M. Casturi atau mangga kasturi yang dikenal oleh masyarakat Kalimantan Selatan ini, merupakan persilangan antar spesies yang kemungkinan M. indica dan M. quadrifida, yang menghasilkan hibdrida alam (natural hybrids), kemudian terjadi persilangan berulang dengan tetuanya (M. indica) dan mungkin juga dengan spesies lainnya.

“Melalui fenomena ini, kita bisa mempelajari bagaimana menghasilkan mangga unik seperti kasturi yang berbuah wangi dan berwarna menarik,” kata Deden.

“Dari segi sains, kita bisa mempelajari reorganisasi genome dalam persilangan spesies yang sudah terjadi di alam, seperti kasturi,” imbuhnya.

Dari penelitian ini, Deden menekankan pentingnya menjaga kekayaan hayati, salah satunya dengan konservasi secara in situ dan ex situ.

Selain itu, dengan teknologi saat ini, peneliti berharap dapat menyimpan ‘informasi kehidupan’ dalam bentuk digital dengan mensekuen DNA dari spesies yang akan punah.

“Buah unik dan endemik yang berada di Kalimantan Selatan ini juga bisa menjadi kebanggaan masyarakat dan pemerintah Kalimantan. Bahkan, bisa didaftarkan ke kementrian terkait,” tutur Deden.

Bukan hanya itu, dari penelitian ini, melalui pendanaan dari pilot project ORG.one yang disupport Oxford nanopore technology, tim peneliti mendapatkan “in kind” portable sequencing generasi terbaru (long read sequencing).

Tujuannya, untuk membuat draft genom sebagai informasi yang sangat penting bagi kemajuan pengetahuan, khususnya species dalam kategori hampir punah di alam, seperti kasturi.

“Saat ini juga sudah didaftarkan di konsorsium bank DNA internasional,” pungkas Deden.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/18/203909623/peneliti-ungkap-asal-keragaman-genetik-mangga-kasturi-khas-kalimantan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke