Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Covid-19 Harian Melonjak, WHO Peringatkan Bahaya Varian India

KOMPAS.com - Krisis virus corona di India menunjukkan sedikit tanda mereda pada Selasa (11/5/2021), dengan rata-rata tujuh hari kasus harian memecah rekor tertinggi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan varian virus yang ada di India, B.1.617, menimbulkan ancaman kesehatan global.

Dilansir dari Reuters, Selasa (11/5/2021), kasus virus corona harian di India bertambah 329.942 kasus dan 3.876 orang meninggal dunia.

Menurut data yang dihimpun worldmeters hingga Selasa sore, kasus Covid-19 di India sudah lebih dari 22,9 juta kasus dengan total kematian lebih dari 250.000 orang.

India memimpin dunia dalam jumlah rata-rata harian kematian baru yang dilaporkan. Setidaknya, satu dari tiga kematian yang dilaporkan di seluruh dunia berasal dari India.

Rata-rata kasus baru dalam sepekan berada pada rekor tertinggi, 390.995 kasus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan varian B.1.617 yang pertama kali diidentifikasi di India tahun lalu sebagai variant of concern atau varian yang menjadi perhatian global.

Hal ini berdasar bukti dari beberapa studi pendahuluan yang menunjukkan bahwa virus itu menyebar lebih mudah.

“Kami mengklasifikasikan ini sebagai variant of concern (varian memprihatinkan) di tingkat global,” kata Maria Van Kerkhove, kepala teknis WHO terkait Covid-19 dalam konferensi pers di Jenewa, Senin (10/5/2021).

“Ada beberapa informasi yang mengingatkan peningkatan transmisi (penularan virus).”

Beberapa negara di seluruh dunia telah mengirimkan tabung oksigen dan peralatan medis lainnya untuk mendukung krisis India, selagi banyak rumah sakit berusaha menolong nyawa dengan alat terbatas.

Sebelas orang tewas Senin malam di sebuah rumah sakit pemerintah di Tirupati, sebuah kota di negara bagian selatan Andhra Pradesh, karena keterlambatan kedatangan sebuah kapal tanker yang membawa oksigen, kata seorang pejabat pemerintah.

"Ada masalah dengan tekanan oksigen karena ketersediaan yang rendah. Itu semua terjadi dalam rentang waktu lima menit," kata M Harinarayan, birokrat tertinggi distrik itu, Senin (10/5/2021) malam.

Tak hanya menghadapi tsunami Covid-19, India juga melaporkan ratusan kasus mukormikosis atau infeksi jamur hitam pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Infeksi jamur hitam terbilang langka, tapi berpotensi fatal.

Penyakit mukormikosis dapat menyebabkan hidung menjadi hitam atau berubah warna, penglihatan kabur, nyeri dada, kesulitan bernapas dan batuk darah.

Penyakit komorbit diabetes dan konsumsi steroid seperti deksametason yang digunakan untuk mengobati Covid-19 dapat memperburuk gejala.

Dokter di India telah memperingatkan mitos kotoran sapi dapat menangkal Covid-19. Mereka menegaskan tidak ada bukti ilmiah untuk keefektifannya dan justru berisiko menyebarkan penyakit lain.

Di negara bagian Gujarat di India barat, beberapa orang percaya telah pergi ke tempat penampungan sapi seminggu sekali untuk menutupi tubuh mereka dengan kotoran sapi dan air kencing dengan harapan itu akan meningkatkan kekebalan mereka terhadap, atau membantu mereka pulih dari, virus corona.

“Tidak ada bukti ilmiah yang konkret bahwa kotoran sapi atau urin berfungsi untuk meningkatkan kekebalan terhadap COVID-19, itu sepenuhnya didasarkan pada kepercayaan,” kata Dr. J.A. Jayalal, presiden nasional di Indian Medical Association.

Gelombang kedua India telah meningkatkan seruan untuk penguncian nasional dan mendorong semakin banyak negara bagian untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat, yang berdampak pada bisnis dan ekonomi yang lebih luas.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/12/090200723/kasus-covid-19-harian-melonjak-who-peringatkan-bahaya-varian-india

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke