Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Kandidat Vaksin Mandiri oleh Perusahaan, Tidak Termasuk AstraZeneca

KOMPAS.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito dalam konferesi pers, Selasa (9/3/2021) menegaskan bahwa vaksin AstraZeneca tidak akan digunakan untuk vaksinasi mandiri atau vaksin gotong royong. Hal tersebut sejalan dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Vaksin yang diberikan di dalam vaksin gotong royong harus berbeda brand-nya dengan program vaksinasi nasional ini," ungkap Penny.

"Jadi, AstraZeneca bukan termasuk vaksin yang akan digunakan dalam vaksin mandiri atau vaksin gotong royong," lanjutnya.

Diberitakan Kompas.com, Senin (1/3/2021) vaksinasi gotong royong adalah program vaksin yang diikuti dan dibebankan kepada perusahaan. Vaksin diberikan gratis ke semua pekerja atau karyawan, keluarga, dan individu lain terkait.

Lalu, vaksin apa saja yang termasuk kedalam vaksin gotong royong?

Vaksin gotong royong

Terdapat 3 Vaksin yang akan digunakan untuk vaksin mandiri atau vaksin gotong royong.

Di antaranya adalah Sinopharm yang sedang berproses registrasinya, vaksin Novavax, dan vaksin Moderna. Berikut ulasannya.

1. Vaksin Sinopharm 

Melansir Gulf News, vaksin Sinopharm dikeluarkan oleh Sinopharm's China National Biotec Group (CNBG) yaitu perusahaan bioteknologi milik negara China yang berbasis di Beijing. Setiap shot-nya dinamakan dengan nama lain yaitu BBIBP-CorV. 

Uji coba Vaksin Sinopharm dimulai pada bulan September dengan uji coba Fase III yang telah dilakukan di 10 negara di seluruh dunia.

Vaksin tersebut telah mendapat izin otorisasi dan dianggap aman di China, dan beberapa negara lain, termasuk Uni Emirate Arab (UEA).

Beijing Biological Products Institute yaitu anak perusahaan Sinopharm dalam sebuah pernyataan resminya mengumumkan bahwa vaksin ini diklaim 79,34 persen efektif melindungi dari infeksi Covid-19 seperti dilansir Kompas.com, Rabu (30/12/2020)

Perusahaan tersebut juga mengklaim bahwa vaksin buatan Sinopharm tersebut telah memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan pengawas obat China, National Medical Products Administration (NMPA) dan pada November 2020, hampir satu juta orang di China telah menerima vaksin tersebut. 

Vaksin Sinopharm sebanyak 500 ribu dosis, dijadwalkan akan tiba di Indonesia antara akhir Maret atau awal April 2021.

2. Vaksin Novavax

Dilansir New York Times, vaksin novavax dikeluarkan oleh perusahaan vaksin yang berbasis di Maryland, Amerika Serikat. Mereka mengembangkan vaksin virus corona berbasis protein yang disebut NVX-CoV2373.

Vaksin tersebut menghasilkan antibodi yang sangat tinggi dalam uji klinis awal. 

Pada bulan September, vaksin tersebut memasuki uji klinis Fase 3 di Inggris, dan satu lagi di Amerika Serikat pada akhir Desember.

Pada bulan Januari, Novavax mengumumkan bahwa dalam uji coba di Inggris, vaksin tersebut memiliki tingkat kemanjuran 89 persen.

Menkes menyebut pemerintah juga telah mengamankan 50 juta dosis vaksin Novavax.

3. Vaksin Moderna

Melansir laman resmi Moderna, Vaksin ini dikeluarkan oleh perusahaan bioteknologi Moderna yang merintis kelas obat-obatan berdasarkan messenger RNA (mRNA).

Panel penasihat luar untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS menyebutkan akan mendukung penggunaan darurat vaksin Covid-19 Moderna pada 17 Desember 2020 lalu.

Vaksin Moderna menggunakan teknologi messenger RNA yang serupa dengan vaksin Pfizer/BioNTech.

Namun, Moderna memiliki persyaratan penyimpanan khusus, dengan suhu lebih dingin dibandingkan Pfizer/BioNTech.

Persyaratan inilah yang membuat Moderna dinilai aman untuk pengiriman dan penyimpanan di daerah terpencil dan pedesaan.

Dalam uji klinis, vaksin Moderna dapat memberikan perlindungan 80,2 persen setelah satu dosis. Sementara itu, efikasi jika diberikan dalam dua dosis adalah 95,6 persen pada orang yang berusia 18 hingga 65 tahun.

Sementara pada mereka yang berusia 65 tahun atau lebih, efikasinya tercatat 86,4 persen.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/10/130200723/3-kandidat-vaksin-mandiri-oleh-perusahaan-tidak-termasuk-astrazeneca

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke