Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Varian Baru Covid-19 Ditemukan, Efektifkah Kandidat Vaksin Saat Ini?

Pemerintah Indonesia sendiri melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/MENKES/9860/2020, telah menetapkan 6 jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia.

Keenam vaksin itu merupakan produksi dari PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc-BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd.

Namun, baru-baru ini telah ditemukan varian baru dari virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di London (United Kingdom/UK) yang membuat gelisah banyak negara di Eropa saat ini, sehingga beberapa negara kembali menetapkan lockdown wilayah.

Pakar Biologi Molekuler, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo PhD mengatakan, dari penjelasan ahli mikrobiologi yaitu Prof Nick Loman di University of Birmingham UK, varian baru virus SARS-CoV-2 ini diberi nama VUI 202012/01.

"Jadi, VUI adalah varian under investigatin (VUI), jadi variasi ini masih dipelajari," kata Ahmad dalam akun sosial media resmi instagramnya.

Sementara itu, pemberian nama angka 202012/01 tersebut dimaknakan varian baru pertama ini ditemukan pada bulan 12 atau Desember 2020.

Dalam varian ini, terdapat mutasi asparigine pada pos 501 (N501Y) yang menjadi tirosin pada protein spike.

Untuk diketahui, protein spike virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 adalah protein yang penting bagi virus untuk menginfeksi tubuh manusia karena berlekatan dengan reseptor ACE2.

Ahmad menuturkan, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang memperkuat argumen bahwa varian baru ini lebih cepat penyebarannya ataupun memperparah kondisi gejala pasien yang telah terinfeksi Covid-19.

"Dan yang kita ketahui hingga saat ini, belum ada bukti bahwa varian N501Y ini - asparagin 501 tirosin ini juga berasosiasi dengan pasien-pasien dengan gejala lebih berat," jelasnya.


Lantas, apakah ini akan mengurangi efektivitas vaksin?

"Kita tidak tahu," tegas Ahmad.

Tetapi, seperti diketahui dan juga harus disadari bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ini adalah jenis virus RNA. 

Di mana virus RNA ternyata memang lebih mudah termutasi, namun pada sekelompok virus corona, yaitu beta coronavirus termasuk yang mutasinya lambat.

"Jadi, kalaupun misalnya nanti akan ada resisten terhadap vaksin, kita hanya bisa tahu setelah vaksin di-rolled out dalam skala yang sangat masif," ujar Ahmad.

"Untuk sekarang, ini mungkin sekadar varian, tapi yang saya khawatir sebetulnya bukan variannya yang membuat dia (virus SARS-CoV-2) lebih infeksius, tetapi justru perilaku kita sendiri," lanjutnya.

Utamanya perilaku yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan dan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan menjaga jarak. Inilah yang disebut Ahmad, masih sangat berpotensi membuat penularan Covid-19 masih terus terjadi dan bahkan meningkat.

"Itu yang menyebabkan virus nampak lebih ganas. Padahal sebetulnya virusnya itu-itu saja. Tetapi kalau kita tidak melaksanakan 3M, itu yang bisa kita lihat-peningkatan kasus menjadi lebih tinggi," ucap dia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/22/180300823/varian-baru-covid-19-ditemukan-efektifkah-kandidat-vaksin-saat-ini-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke