Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ahli Sebut Superbenua Baru Bakal Tercipta 200 Juta Tahun Lagi

KOMPAS.com - Ilmuwan menyebut, jika superbenua seperti Pangea akan terbentuk di planet ini 200 juta tahun lagi.

Hal tersebut terungkap setelah ilmuwan melakukan pemodelan tampilan Bumi di masa depan.

Temuan mereka kemudian dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Geophysical Union (AGU) yang diadakan secara daring, Rabu (8/12/2020).

Seperti dikutip dari Live Science, Selasa (15/12/2020) dari pemodelan yang dilakukan, peneliti mendapat dua skenario terbentuknya superbenua.

Pertama, sekitar 200 juta tahun di masa depan, hampir semua benua terdorong ke Belahan Bumi Utara, sedangkan Antartika akan tertinggal sendirian di Belahan Bumi Selatan. Superbenua ini oleh peneliti disebut dengan Amasia.

Sementara pada skenario kedua, sekitar 250 juta tahun yang akan datang, superbenua terbentuk di sekitar ekuator dan meluas ke belahan bumi utara dan selatan. Superbenua ini dinamai Aurica.

Menurut penulis utama studi Michael Way, seorang ilmuwan di NASA Goddard Institute for Space Studies di New York, benua-benua bumi tidak selalu terlihat seperti sekarang ini.

Selama sekitar 3 miliar tahun terakhir, planet ini telah mengalami siklus melalui beberapa periode.

Benua yang pertama kali, masih berbentuk superbenua yang sangat besar. Baru setelah itu pecah seperti sekarang.

Superbenua yang relatif terbaru adalah Pangaea, yang ada sekitar 300 juta hingga 200 juta tahun yang lalu. Pangea kemudian pecah menjadi wilayah yang sekarang menjadi Afrika, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.

Sementara sebelum Pangaea adalah superbenua Rodinia, yang ada dari 900 juta hingga 700 juta tahun lalu, kemudian Nuna yang terbentuk 1,6 miliar tahun lalu dan pecah 1,4 miliar tahun lalu.


Superbenua dan Perubahan Iklim Bumi yang Drastis

Terbentuknya superbenua dapat secara drastis memengaruhi iklim Bumi.

Menurut peneliti, selain menemukan perubahan pada lempeng tektonik, Bumi di masa depan akan berputar sedikit lebih lambat daripada saat ini.

Luminositas matahari juga akan sedikit meningkat dalam 250 juta tahun. Sehingga suhu global menjadi lebih dingin hampir 4 derajat Celcius.

"Laju rotasi Bumi melambat seiring waktu, 250 juta tahun lagi, panjang hari akan bertambah sekitar 30 menit," kata Way.

Hal tersebut akan memberikan imbas pada superbenua yang terbentuk di masa depan.

Menurut Way, Superbenua Amasia yang ada di belahan bumi utara akan mengalami tutupan salju dan es permanen selama musim panas dan musim dingin, menyebabkan zaman es yang jauh lebih lama. Bahkan bisa selama 100 hingga 150 juta tahun.

Apa artinya itu bagi kehidupan di Bumi? Saat dataran rendah tropis lenyap, begitu pula keanekaragaman hayati yang hidup di dalamnya.

Namun, di sisi lain spesies baru dapat muncul dan akan beradaptasi untuk bertahan hidup di lingkungan yang sangat dingin, seperti yang pernah mereka lakukan selama zaman es sebelumnya

"Ketika Anda memberikan waktu, evolusi akan menemukan cara untuk mengisi setiap relung ekologi dengan cara tertentu. Apalagi dalam rentang waktu selama 100 juta tahun atau lebih, itu waktu yang lama bagi evolusi untuk bekerja," kata Way.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/16/090500623/ahli-sebut-superbenua-baru-bakal-tercipta-200-juta-tahun-lagi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke