Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan: Tes Antibodi terhadap SARS-CoV-2 Berbasis Air Liur Akurat, Kenapa?

KOMPAS.com- Studi awal para ilmuwan untuk mendeteksi antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 menggunakan air liur diklaim sangat akurat.

Alat tes berbasis air liur itu dikembangkan para ilmuwan di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.

Dilansir dari Medical Xpress, Senin (16/11/2020), tes tersebut secara akurat mendeteksi keberadaan antibodi terhadap virus penyebab Covid-19, dari sampel kecil air liur.

Bahkan, tes ini menurut peneliti hasilnya dapat diperoleh hanya dalam hitungan jam. Metode pengujian tersebut dipandang sebagai alternatif potensial untuk tes antibodi sampel darah untuk penelitian dan penggunaan klinis.

Tes antibodi tersebut didasarkan pada beberapa fragmen atau antigen dari virus corona, SARS-CoV-2 yakni sebagian besar protein spike dan protein nukleokapsid.

Dalam studi ini, para peneliti menemukan tes yang dilakukan mendeteksi antibodi terhadap beberapa antigen tersebut yang berada di dalam sampel air liur dari 24 sampel peserta yang terpapar Covid-19, dengan gejala yang telah dimulai lebih dari dua minggu sebelum tes.

Hasil tes tersebut juga memberikan hasil negatif pada sampel air liur yang dikumpulkan dari orang-orang sebelum pandemi Covid-19.

"Jika akurasi pengujian berbasis air liur kami didukung dalam penelitian yang lebih besar, pendekatan non-invasif ini dapat memudahkan identifikasi pada tingkat populasi siapa saja yang telah terpapar infeksi virus SARS-CoV-2," kata penulis utama studi ini, Christopher D. Heaney.

Heaney adalah seorang profesor dari departemen Environmental Health and Engineering, Epidemiology, and International Health at the Bloomberg School.

Heaney menambahkan studi ini dapat menginformasikan upaya vaksinasi yang ditargetkan, dan setelah vaksin Covid-19 diluncurkan, maka akan dapat membantu mencari tahu berapa lama antibodi yang diinduksi oleh vaksin dapat bertahan.

"Semuanya tanpa pengambilan darah yang invasif dan berulang," kata Heaney.

Sampel tes diambil di antara gigi dan gusi

Virus corona baru yang menyebabkan pandemi Covid-19 secara global telah menginfeksi lebih dari 52 juta orang dan jutaan orang meninggal akibat infeksinya.

Namun, banyak ahli epidemiologi menduga penyebaran virus SARS-CoV-2 sebenarnya sudah jauh lebih luas.

Tes deteksi Covid-19 yang relatif cepat, murah, tidak invasif namun sangat akurat, dapat semakin membuat penelitian lebih mudah.

Sebelum tes air liur untuk deteksi antibodi terhadap Covid-19, Heaney dan timnya telah menemukan tes serupa yang akurat dalam mendeteksi virus penyebab penyakit lain, termasuk enterik patogen norovirus dan virus hepatitis E yang menginfeksi organ hati.

Untuk menghadapi pandemi ini, tim peneliti mengembangkan tes berbasis air liur untuk antibodi SARS-CoV-2 dengan menggunakan 12 antigen virus yang telah digunakan untuk tes antibodi berbasis darah.

Sampel air liur diambil di antara gigi dan gusi ornag, di mana air liur diketahui sangat kaya akan antibodi.

Dalam eksperimen yang hasilnya telah dipublikasikan secara online di Journal of Clinical Microbiology ini juga menunjukkan bahwa tes tersebut dapat menjadi sangat spesifik, yakni mampu mengidentifikasi orang yang tidak memiliki antibodi dengan tingkat 'positif palsu' yang rendah.

Pada satu set yang berisi 134 sampel air liur yang dikumpulkan jauh sebelum Covid-19, beberapa antigen dalam tes tersebut sebagian besar memberikan hasil negatif, kecuali beberapa kasus.

Peneliti mengungkapkan tes berbasis air liur yang menargetkan pada antibodi imunoglobulin G terhadap SARS-CoV-2 tampaknya sama sensitif dan spesifiknya dengan tes serologis berbasis darah.

Setelah infeksi virus SARS-CoV-2, antibodi IgG biasanya meningkat sekitar hari ke 10 setelah timbulnya gejala, dan antibodi ini tumpah dari darah ke air liur.

Secara keseluruhan percobaan menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 mengembangkan antibodi yang dapat dideteksi dalam air liur pada waktu yang kira-kira sama seperti yang mereka lakukan dalam darah, sekitar 10 hari setelah timbulnya gejala Covid-19.

Heaney dan timnya telah menyempurnakan studinya dengan eksperimen yang lebih luas dengan menggunakan ribuan sampel air liur.

Mereka berharap tes antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 dapat berguna untuk aplikasi penelitian di masa yang akan datang. Selain itu, diharapkan tes antibodi Covid-19 dari air liur ini dapat mendapat persetujuan FDA, meski setidaknya otorisasi penggunaan darurat.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/16/180500423/ilmuwan--tes-antibodi-terhadap-sars-cov-2-berbasis-air-liur-akurat-kenapa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke