Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kontrasepsi Estrogen dan Pembekuan Darah akibat Covid-19, Apa Hubungannya?

KOMPAS.com- Wanita yang pernah mengalami sakit parah akibat infeksi Covid-19 disarankan untuk berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal gabungan.

Hal itu merujuk pada pedoman baru yang diterbitkan Royal Australian College of General Practitioners (RACGP), terkait efek yang dapat ditimbulkan dari obat kontrasepsi hormonal.

Menurut ahli, Covid-19 dapat meningkatkan risiko pembekuan darah akibat penggunaan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.

Dikutip dari ABC News, Senin (9/11/2020), sebagian besar perempuan yang didiagnosis positif Covid-19 umumnya mengalami sakit yang cenderung ringan.

Bahkan, dalam sejumlah studi terkait Covid-19, angka kematian Covid-19 pada pasien perempuan cenderung rendah.

Kendati demikian, tidak jelas mengapa seks biologis dan hormon seks dianggap berperan dalam memberi respons kekebalan tubuh yang sangat tinggi bagi perempuan.

Pembekuan darah akibat konsumsi obat estrogen

Namun, hormon estrogen ternyata dapat meningkatkan risiko komplikasi terhadap Covid-19.

Penting untuk dicatat bahwa pedoman baru yang dipublikasikan tersebut hanya berlaku untuk orang-orang yang pernah terinfeksi Covid-19 parah dan menggunakan kontrasepsi.

"Ini adalah nasihat peringatan, untuk menyadari bahwa seseorang mungkin berisiko tinggi mengalami pembekuan darah jika mereka mengalami infeksi (Covid-19) parah ini," kata Dr Amy Moten, ketua kelompok minat khusus RACGP pada pengobatan kesehatan seksual.

Saat ini, kata Dr Moten, mereka melihat potensi dari dampak jangka panjang dari Covid-19 yang parah pada orang-orang yang mungkin memiliki peningkatan risiko pembekuan darah.

Kendati demikian, sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan pembekuan darah terkait Covid-19 baik pada wanita yang menggunakan obat kontrasepsi hormonal, wanita hamil, maupun mereka yang sedang menjalani terapi hormonal untuk meningkatkan kadar estrogen.

"Sekitar dua hingga empat orang dari 10.000 orang selama setahun mungkin mengalami pembekuan darah. Untuk orang yang menggunakan pil, risikonya mungkin sekitar dua kali lipat," kata Dr Moten.

Risikonya tergantung pada jenis pil atau obat kontrasepsi hormonal yang dikonsumsi, serta dosis estrogen dan progesteron yang diberikan.

"Apakah Anda memiliki riwayat keluarga yang kuat mengalami pembekuan darah, orang dengan BMI tinggi, perokok, terutama berusia di atas 35 tahun, semuanya memiliki faktor risiko pembekuan darah," jelas Dr Moten.

Lebih lanjur Dr Moten mengatakan bagi wanita yang pernah mengalami infeksi virus corona asimtomatik atau tanpa gejala maupun bergejala ringan, dan menggunakan kontrasepsi hormonal gabungan, maka tidak ada alasan untuk berhenti menggunakan atau mengganti kontrasepsi.

Namun, jika dokter menyarankan untuk berhenti menggunakannya, Dr Moten menyarankan agar mereka harus mengalihkan pasien pada kontrasepsi progesteron atau metode penghalang.

Kontrasepsi khusus progesteron termasuk alat kontrasepsi dalam rahim, implan kontrasepsi, suntikan kontrasepsi dan pil khusus progesteron.

"Ini semua sangat aman untuk orang memiliki faktor risiko pembekuan darah, jadi saran untuk Covid-19 tidak berlaku untuk kontrasepsi progesteron saja," jelas Dr Moten.

Lantas bagaimana dengan terapi hormon dan kehamilan?

Terapi penggantian hormon (HRT) adalah obat yang mengandung hormon yang akan berhenti diproduksi oleh tubuh wanita setelah menopause dan biasanya digunakan untuk mengobati gejala menopause.

Meskipun dalam berbagai situasi obat ini mungkin tidak disarankan, namun kata Dr Moten diagnosis Covid-19 bukanlah salah satunya.

"Risikonya lebih rendah. Ada beberapa jenis terapi hormon menopause khusus estrogen yang tidak memiliki risiko (pembekuan darah)," ungkap Dr Moten.

Estrogen tingkatkan kekebalan terhadap Covid-19

Kendati peningkatan kadar estrogen dalam tubuh melalui pengobatan dapat meningkatkan risiko pembekuan darah, namun ternyata estrogen alami bisa berdampak sebaliknya.

Profesor Davis dari Monash University mengatakan estrogen alami dapat memiliki efek perlindungan.

"Pilnya berbeda, karena mengandung estrogen sintetis, yang jauh lebih kuar daripada yang dibuat tubuh kita," kata Profesor Davis.

Estrogen yang terbentuk secara alami, sebenarnya bisa membantu wanita meningkatkan respons imun atau kekebalan tubuh terhadap Covid-19.

"Covid-19 masuk ke dalam sel melalui reseptor ACE-2. Ini dapat diaktifkan dengan cara meningkatkan peradangan. Secara kebetulan, estrogen juga mengaktifkan ACE-2, tetapi memicu jalur anti-inflamasi," jelas Profesor Davis.

Dalam banyak kasus, respons hiper-inflamasi yang terlalu aktif terhadap virus menyebabkan orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami sakit parah atau bahkan meninggal.

"Estrogen dan progesteron meredam respon imun inflamasi," kata Profesor Davis.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/10/090200323/kontrasepsi-estrogen-dan-pembekuan-darah-akibat-covid-19-apa-hubungannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke