Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seberapa Besar Alam Semesta ini?

KOMPAS.com - Alam semesta adalah tempat yang sangat besar dan luas. Rumah bagi Bumi, Tata Surya, galaksi, hingga benda langit lainnya.

Namun, sebenarnya seberapa besar alam semesta dan bagaimana cara mengukurnya?

"Itu mungkin sesuatu yang sebenarnya tidak pernah kita ketahui," kata Sarah Gallagher, astrofisikawan di Western University di Ontario, Kanada, seperti dilansir dari Live Science, Jumat (7/8/2020).

Gallagher mengatakan semakin dekat suatu objek di alam semesta, maka semakin mudah jaraknya untuk diukur.

Namun, yang harus dilakukan ilmuwan hanyalah menyorotkan seberkas cahaya ke atas dan mengukur jumlah waktu yang diperlukan agar sinar itu memantul dari permukaan bulan dan kembali ke Bumi.

Akan tetapi, objek terjauh di galaksi kita, kata Gallagher, lebih rumit dan setidaknya memerlukan sinar cahaya yang sangat kuat untuk bisa mencapai mereka.

Ilmuwan memiliki beberapa trik untuk menangani objek terjauh di alam semesta.

Bintang-bintang berubah warna seiring bertambahnya usia mereka, dan berdasarkan warna tersebut, para ilmuwan dapat memperkirakan berapa banyak bintang-bintang itu.

Dua bintang yang memiliki energi dan kecerahan yang sama tidak akan tampak sama dari Bumi, jika salah satu dari bintang itu berada jauh. Semakin jauh, maka akan tampak lebih redup.

Gallagher menjelaskan ilmuwan dapat membandingkan kecerahan bintang yang sebenarnya dengan apa yang kita lihat dari Bumo dan menggunakan perbedaan itu untuk menghitung seberapa jauh bintang itu.

Namun, bagaimana menentukan batas tepi alam semesta dan bagaimana ilmuwan menghitung jarak objek yang jauh?

Gallagher mengatakan bawah di situlah segalanya menjadi sangat rumit.

Pada intinya, semakin jauh suatu benda dari Bumi, maka semakin lama cahaya dari benda tersebut mencapai kita.

"Kita hanya dapat melihat dari gelembung (alam semesta). Dan apa yang ada di luar itu, kami tidak benar-benar tahu," ujar Will Kinney, fisikawan dari State University of New York di Buffalo.

Untuk menghitung alam semesta, para ilmuwan dapat memperkirakan apa yang ada di luarnya.

Ilmuwan tahu bahwa alam semesta berumur 13,8 miliar tahun, kurang lebih beberapa ratus juta tahun. Artinya, objek yang cahayanya telah mencapai 13,8 miliar tahun untuk mencapai bumi menjadi objek terjauh yang bisa dilihat.

Untungnya, para ilmuwan sudah mengetahui seberapa jauh itu bergerak, yakni 46,6 miliar tahun cahaya, berdasarkan perhitungan ekspansi alam semesta sejak big bang.

Beberapa ilmuwan telah menggunakan angka ini untuk mencoba menghitung apa yang ada di luar batas alam semesta.

Dengan asumsi bahwa alam semesta memiliki bentuk melengkung, para astronom dapat melihat pola-pola yang dilihat di alam semesta yang diamati.

Selain itu, menggunakan berbagai model untuk memperkirakan seberapa jauh jarak alam semesta meluas.

Satu studi menemukan bahwa alam semesta sebenarnya bisa diukur setidaknya 250 kali ukuran 46,5 miliar tahun cahaya yang sebenarnya dapat kita lihat.

Akan tetapi, Kinney memiliki gagasan lain, yakni tidak ada bukti bahwa alam semesta itu berhingga.

"Tidak ada yang mengatakan dengan pasti apakah alam semesta itu terbatas atau tidak terbatas, tetapi para ilmuwan setuju bahwa alam semesta benar-benar sangat besar," ungkap Gallagher.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/08/07/200000623/seberapa-besar-alam-semesta-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke