Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral Ajakan Hindari Temulawak dan Kunyit, Ketua Umum Dokter Herbal Membantah

KOMPAS.com – Kunyit, jahe dan temulawak kerap diborong masyarakat usai wabah corona positif menjangkiti Indonesia.

Namun, baru-baru ini beredar kabar bahwa kita harus menghindari kunyit dan temulawak untuk sementara waktu, karena kandungan curcumin yang disebut meningkatkan ekspresi enzim ACE2 yang merupakan reseptor Covid-19.

Dr Inggrid Tania, M.Si., selaku Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisonal dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) menyebutkan bahwa jamu yang mengandung temulawak dan kunyit sudah dikonsumsi masyarakat Indonesia selama berabad-abad.

Berdasarkan empirical experiental evidence, scientific evidence, dan clinical evidence jamu tersebut terbukti aman dan bermanfaat terhadap kesehatan.

“Di antaranya memelihara kesehatan, kebugaran dan vitalitas, bahkan memelihara kesehatan liver dan pencernaan,” tutur Inggrid dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Jumat (20/3/2020).

Baik temulawak maupun kunyit mengandung ratusan senyawa aktif, salah satunya adalah curcumin. Berbagai penelitian terutama in vitro dan praklinis di dunia terhadap curcumin menunjukkan bahwa curcumin bersifat antiperadangan, antivirus, antibakteri, antijamur, dan antioksidan.

“Salah satu manfaat curcumin yang terungkap melalui berbagai penelitian dan uji klinis adalah meningkatkan sistem imunitas tubuh atau berperan sebagai imunomodulator,” jelasnya.

Penelitian terakhir terhadap virus SARS-CoV-2 adalah enzim yang bernama ACE2 (Angiotensin Converting Enzyme-2) yang terdapat pada sel inang (terutama sel alveolus dalam paru).

“Namun, pintu masuk virus corona tidak hanya bergantung pada ikatan protein spike virus dengan reseptor pada sel inang (ACE2), tapi bergantung pda ikatan protein spike virus oleh protease sel inang (TMPRSS2),” papar ia.

Secara fungsional, lanjut Inggrid, ada dua bentuk ACE2 yaitu bentuk fixed (menempel pada permukaan sel) dan soluble (bentuk bebas dalam darah).

ACE2 bentuk soluble diproyeksikan menjadi salah satu kandidat antivirus corona melalui mekanisme interseptor kompetitif yang mencegah ikatan antara partikel virus dengan ACE2 pada permukaan sel inang.

“Penelitian bio-informatika yang dipublikasikan pada Maret 2020 dan kepustakaan terbaru telah menyebutkan curcumin sebagai salah satu kandidat antivirus SARS-CoV-2. Maka diharapkan curcumin mampu meningkatkan ekspresi ACE2 dalam bentuk soluble yang dapat menghambat terjadinya ikatan antara protein virus dengan ACE2 bentuk fixed yang terdapat pada permukaan sel inang,” jelasnya.

Oleh karena itu, menurut Inggrid, belum ada satu pun penelitian yang mengonfirmasi dampak buruk temulawak, kunyit, maupun curcumin terhadap Covid-19.

“Kepustakaan jurnal yang dijadikan acuan oleh para penulis pesan singkat dengan Xue-Fen Pang sebagai peneliti utama, menyimpulkan curcumin meningkatkan ekspresi ACE2 pada sel miokardium hewan tikus (ACE2 bentuk fixed pada sel otot jantung tikus),” jelasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/20/163000923/viral-ajakan-hindari-temulawak-dan-kunyit-ketua-umum-dokter-herbal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke