JAKARTA, KOMPAS.com - Semakin dipermudahnya syarat perjalanan wisata di Bali pasca pandemi Covid-19 membuat tingkat okupansi hotel diprediksi akan meningkat.
Bahkan hingga akhir tahun 2023, okupansi hotel bintang 5 di Bali diprediksi dapat menyentuh angka 57,3 persen.
Hal tersebut disampaikan Hotel Portfolio Strategy & Asset Management Professional, Ross Woods dalam akun LinkedIn seperti yang dikutip Kompas.com, Rabu (13/9/2023).
“Kami memperkirakan peningkatan okupansi di sektor hotel bintang 5 sebesar 19,4 persen dari tahun 2022. Sehingga di tahun 2023, okupansinya bisa mencapai 57,3 persen,” ungkap Ross.
Baca juga: Belajar dari Kasus Hotel Sultan, Berapa Lama Masa Berlaku HGB?
Adanya peningkatan tingkat okupansi ini menunjukkan pemulihan luar biasa dari masa-masa sulit yang dihadapi sektor perhotelan semasa pandemi berlangsung.
Kondisi yang membaik ini diprediksi akan terus berlanjut dan berdampak pada kenaikan tingkat okupansi hotel bintang 5 di tahun fiskal 2023/2024.
“Ada peningkatan yang berkelanjutan dengan perkiraan tingkat hunian sebesar 64,5 persen untuk tahun fiskal 2023/24. Ini akan menandai salah satu level tertinggi yang pernah tercatat dalam 25 tahun terakhir,” tambah Ross.
Perjalanan Pasar Hotel Bintang 5 di Bali
Berkaca pada dua dekade terakhir, mulai dari tahun 2000 hingga 2019, Ross mengatakan konsistensi tingkat hunian kamar hotel bintang 5 telah terdampak dari kejadian Bom Bali pada tahun 2002 dan 2005.
Sementara itu, mulai dari tahun 2008 hingga tahun 2019, tingkat hunian rata-rata sekitar 63 persen, di mana tahun 2018 mencatat tingkat hunian tahunan tertinggi yaitu 67,7 persen.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.