Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Destinasi Lifestyle Baru Itu Bernama Mawatu

Kompas.com - 24/08/2023, 09:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Kehadiran Vasanta Group dengan mitranya menggenapi jenama-jenama global lainnya yang sudah lebih dulu ada, yakni Marriott International, Plataran, Ayana, dan lain-lain.

“Jadi sangatlah tepat jika Vasanta Group mengembangkan proyeknya di Mawatu. Apalagi, jaraknya hanya 10 menit dari Bandara Komodo. Bahkan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang membangun kawasan Nusa Dua di Bali juga hadir sini,” papar Bobby.

Kawasan lifestyle terintegrasi

Mawatu yang menempati area seluas 12 hektar, dirancang dengan konsep pengembangan gaya hidup terpadu atau integrated lifestyle tourism township yang menggabungkan ruang ritel komersial, vila, hotel resor, fasilitas hiburan, chapel, dan dermaga jetty.

Executive Director Vasanta Group Denny Asalim menjelaskan, konsep pengembangan Mawatu memungkinkan pemilik unit komersial dan hunian untuk mewujudkan rencana ekspansi bisnisnya.

"Para penghuni tak hanya menikmati liburan tapi juga dapat bekerja dan bahkan membuka bisnisnya di Mawatu, Labuan Bajo," ujar Denny kepada Kompas.com, Rabu (22/8/2023).

Pengembangan tahap pertama tengah dibangun 260 unit shophouses Commercial Village, Amphitheater, Beach Club, Boutique Hotel yang mencakup 130 kamar, Jetty, Tribal House and Water Villas, Lagoon, dan Hutan Mangrove.

Khusus Commercial Village, merupakan rumah bagi sejumlah jenama ternama yang telah bergabung dan menjadi bagian dari destinasi ritel kelas dunia. Sebut saja Cafe Kitsune, LYD Group, Gourmet Garage Service Station, Brunch Club Bali, dan Lemongrass.

Saat ini pembangunan tahap pertama tersebut tengah dikerjakan secara simultan hingga kemudian tuntas sesuai jadwal yakni Agustus 2024 untuk Commercial Village dengan tipe town shop, rock shop tribal shoptropical shop beserta fasilitas pendukungnya, dan November 2024 untuk Boutique Hotel.

Baca juga: Mengenal Vasanta Group, Salah Satu Pengembang Terbaik versi BCI

Proyek Mawatu tahap pertama yang menelan investasi Rp 800 miliar ini diharapkan mampu mengembangkan potensi Labuan Bajo seraya tetap menjaga keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan pelestarian lingkunganya.

Menurut Denny, hadirnya proyek ini telah mendorong kewirausahaan dan diversifikasi ekonomi dengan mendukung bisnis lokal dan usaha kecil.

"Hal ini tentu akan mengarah pada pertumbuhan pasar yang beragam untuk oleh-oleh kerajinan lokal, masakan tradisional, dan pemandu tur, yang mampu menciptakan sumber pendapatan baru bagi penduduk Labuan Bajo," tutur Denny.

Saat Labuan Bajo terus berkembang, proyek Mawatu menjadi bukti praktik pembangunan yang bertanggung jawab, dan memastikan bahwa keindahan alam dan warisan budayanya tetap terjaga untuk generasi mendatang.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com