Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Destinasi Lifestyle Baru Itu Bernama Mawatu

Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Budaya Kabupaten Manggarai Barat Pius Baut mengungkapkan, pada periode Januari-Maret 2023 saja, tingkat kunjungan wisatawan meningkat tajam menjadi 30.078 wisatawan dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Dengan wisatawan nusantara (Wisnus) mendominasi sebanyak 15.849 orang, sementara jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) sekitar 13.984 orang, dan wisatawan lokal (Wislok) 245 orang.

Bila dibandingkan dengan kunjungan wisatawan pada periode yang sama tahun 2022, jumlah itu melonjak jauh dengan rincian Januari 5.549 orang, Februari 4.464 orang, dan Maret 11.955 orang.

Angka ini diprediksi akan terus meningkat dengan capaian lebih dari 80.000 wisatawan pada Agustus 2023, dan 350.000 wisawatan sebagai target Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat hingga akhir tahun 2023.

"Hal ini seiring dengan penyelenggaraan ASEAN Summit ke-42 dan telah dipercantiknya kawasan Labuan Bajo oleh Pemerintah Pusat sehingga menarik perhatian dunia," ujar Pius.

Dalam rangka mempercepat transformasi menjadi kawasan strategis pariwisata Nasional, pemerintah pun membentuk Badan Otoritas Pengelolaan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLF) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2018.

Labuan Bajo kemudian ditetapkan menjadi satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DSPS) bersama Danau Toba, Borobudur, Likupang, dan Mandalika.

Untuk mendukungnya menjadi DSPS kelas dunia, sejumlah perbaikan, penataan, dan pembangunan infrastruktur pun dikerjakan, mulai dari perluasan Bandara Komodo, preservasi Jalan Soekarno, penyediaan air baku melalui pembangunan bendungan, penataan Marina, tempat pemroses akhir (TPA), hingga sejumlah fasilitas publik dan utilitas yang ditata lebih artistik.

Ketua DPD REI Nusa Tenggara Timur Bobby Pitoby mengatakan, prospek investasi properti di Labuan Bajo sangatlah menjanjikan. Labuan Bajo merupakan lokasi emas yang diincar pengembang dalam dan luar negeri. Mereka berlomba masuk, karena lahan yang tersedia sangat terbatas.

Bobby mengatakan, properti yang cocok dibangun di kawasan ini adalah ruang komersial, vila, dan hotel berkonsep resor yang dirancang secara terpadu bersama dengan sejumlah fasilitas penunjangnya.

Menurutnya, Mawatu saat ini telah berkembang pesat seiring masuknya sejumlah pengembang seperti Vasanta Group yang menggandeng internatonal chain hotel operator sebagai mitra kerjanya hingga 20 tahun mendatang.

Dengan jenama hotel bintang lima, Mawatu diyakini akan menjadi destinasi lifestyle baru Labuan Bajo dan makin memantik jumlah kunjungan wisatawan.

Kehadiran Vasanta Group dengan mitranya menggenapi jenama-jenama global lainnya yang sudah lebih dulu ada, yakni Marriott International, Plataran, Ayana, dan lain-lain.

“Jadi sangatlah tepat jika Vasanta Group mengembangkan proyeknya di Mawatu. Apalagi, jaraknya hanya 10 menit dari Bandara Komodo. Bahkan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang membangun kawasan Nusa Dua di Bali juga hadir sini,” papar Bobby.

Kawasan lifestyle terintegrasi

Mawatu yang menempati area seluas 12 hektar, dirancang dengan konsep pengembangan gaya hidup terpadu atau integrated lifestyle tourism township yang menggabungkan ruang ritel komersial, vila, hotel resor, fasilitas hiburan, chapel, dan dermaga jetty.

Executive Director Vasanta Group Denny Asalim menjelaskan, konsep pengembangan Mawatu memungkinkan pemilik unit komersial dan hunian untuk mewujudkan rencana ekspansi bisnisnya.

Pengembangan tahap pertama tengah dibangun 260 unit shophouses Commercial Village, Amphitheater, Beach Club, Boutique Hotel yang mencakup 130 kamar, Jetty, Tribal House and Water Villas, Lagoon, dan Hutan Mangrove.

Khusus Commercial Village, merupakan rumah bagi sejumlah jenama ternama yang telah bergabung dan menjadi bagian dari destinasi ritel kelas dunia. Sebut saja Cafe Kitsune, LYD Group, Gourmet Garage Service Station, Brunch Club Bali, dan Lemongrass.

Saat ini pembangunan tahap pertama tersebut tengah dikerjakan secara simultan hingga kemudian tuntas sesuai jadwal yakni Agustus 2024 untuk Commercial Village dengan tipe town shop, rock shop tribal shop, tropical shop beserta fasilitas pendukungnya, dan November 2024 untuk Boutique Hotel.

Proyek Mawatu tahap pertama yang menelan investasi Rp 800 miliar ini diharapkan mampu mengembangkan potensi Labuan Bajo seraya tetap menjaga keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan pelestarian lingkunganya.

Menurut Denny, hadirnya proyek ini telah mendorong kewirausahaan dan diversifikasi ekonomi dengan mendukung bisnis lokal dan usaha kecil.

"Hal ini tentu akan mengarah pada pertumbuhan pasar yang beragam untuk oleh-oleh kerajinan lokal, masakan tradisional, dan pemandu tur, yang mampu menciptakan sumber pendapatan baru bagi penduduk Labuan Bajo," tutur Denny.

Saat Labuan Bajo terus berkembang, proyek Mawatu menjadi bukti praktik pembangunan yang bertanggung jawab, dan memastikan bahwa keindahan alam dan warisan budayanya tetap terjaga untuk generasi mendatang.

 

 

https://www.kompas.com/properti/read/2023/08/24/090000421/destinasi-lifestyle-baru-itu-bernama-mawatu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke