Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Sutami, Menteri PU dan Dirut Pertama Hutama Karya

Kompas.com - 22/03/2023, 21:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com - Pekan depan, salah satu BUMN yang bergerak di jasa konstruksi, pengembangan dan penyedia jasa jalan tol, Hutama Karya akan berulang tahun.

Menyertai perjalannya membangun negeri, Hutama Karya telah dipimpin oleh beberapa orang hebat dan berprestasi.

Salah satu sosok inspiratif yang terlibat dalam memajukan Hutama Karya sejak awal adalah Ir Sutami. Ia pertama kali ditunjuk menjadi Direktur Utama Hutama Karya sejak tahun 1961 hingga 1966.

Sutami lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 19 Oktober 1928. Seperti dikutip dari arsip Kompas.com (7/82022), pria ini menghabiskan masa kecilnya di Surakarta dan menamatkan SMA Negeri 1 Surakarta.

Baca juga: Bangun Tol Padang-Sicincin, Hutama Karya Prioritaskan Konsep Greenery Plan

Setelah itu, ia kemudian melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) hingga mendapatkan gelar insinyur.

Ketika masih menjadi Dirut Hutama Karya, Sutami juga ditunjuk sebagai Menteri Negara diperbantukan sejak era Kabinet Dwikora tahun 1964 di era kepemimpinan Presiden Soekarno.

Setelah itu, ia diangkat menjadi Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi. Kariernya berlanjut dengan mengisi jabatan yang sama pada Kabinet Dwikora II tahun 1966.

Sutami masih tetap dipercaya mengembang tugas sebagai Menteri Pekerjaan Umum hingga tahun 1978.

Selama masa jabatannya, ditunjung sebagai pemimpin pusat proyek Jembatan Ampera di Sungai Musi, Pelembang dan  mempelopori penggunaan beton praktekan saat membangun Jembatan Semanggi.  

Meskipun menyandang gelar sebagai menteri, sosoknya dikenal sangat sederhana sehingga begitu dipercaya oleh Soekarno dan Soeharto.

Karena sakit, Sutami meninggal dunia pada 13 November 1980 saat usianya menginjak 52 tahun.

Baca juga: Ini Strategi Hutama Karya Hadapi Tahun 2023

Ia diketahui mengidap penyakit liver yang diduga terjadi akibat Sutami sibuk bekerja tanpa memikirkan kesehatannya dirinya sendiri.

Meski telah tiada, namun nama Ir Sutami diabadikan untuk menamai banyak hal di Indonesia, mulai dari Jalan Ir. Sutami di Surakarta, hingga Bendungan Sutami di Karangkates, Kabupaten Malang. 

Disadur dari tulisan Luthfia Ayu Azanella & Editor Rizal Setyo Nugroho di Kompas.com.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com