Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
M Ali Berawi
Guru Besar Universitas Indonesia

Deputi Transformasi Hijau dan Transformasi Digital Otorita IKN; Guru Besar Universitas Indonesia. 

Terowongan Multi Utilitas dan Jalanan Ibu Kota Negara

Kompas.com - 03/03/2023, 12:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JALANAN Jakarta yang hampir selalu macet memberikan tekanan mental bagi penduduk maupun para pelintas. Kerap kali kemacetan disebabkan atau diperparah oleh pekerjaan galian di permukaan jalan yang membuat lahan jalan mengecil atau menyempit.

Jalanan yang macet itu juga dihiasi dengan jalinan kabel listrik dan telepon yang bergelantungan semrawut. Sedemikian semrawutnya jalinan kabel itu, sehingga bila dilihat dari atas gedung akan tampak seperti jalinan jala para nelayan.

Pekerjaan galian di pinggir bahkan hingga ke tengah jalanan Jakarta sering kali rangkaiannya begitu panjang. Sementara kabel listrik yang bergelantungan semrawut dan tidak terproteksi rapi telah berkali-kali memakan korban jiwa, terutama saat banjir dan kebakaran.

 Multi-Utility Tunnel (MUT) di IKN Nusantara

Indonesia saat ini sedang membangun ibu kota negara (IKN) yang baru, yaitu Nusantara. Apakah IKN Nusantara yang terletak  di Kalimantan Timur akan mereplikasi masalah lalu-lintas dan transportasi yang sama seperti yang terjadi di Jakarta selama ini?

IKN baru yang saat ini tengah dibangun akan menggunakan sistem multi-utility tunnel (MUT) atau terowongan multi-utilitas untuk mengelola dan mengatur berbagai urusan jaringan utilitas mulai dari pipa air, kabel listrik, dan fiber optik sehingga masalah seperti yang dipaparkan di atas kemungkinan besar tidak perlu lagi terjadi.

Baca juga: Mungkinkah Bangun Utilitas Bawah Tanah Tanpa Gali-Tutup Lubang?

MUT merupakan sebuah terowongan yang dibangun di bawah permukaan tanah dan jalanan kota atau pun di atas permukaan tanah di mana semua kabel listrik, pipa-pipa atau pun jaringan optik dikumpulkan sehingga tidak ada lagi kabel dan jaringan yang bergelantungan maupun ditanamkan di tanah secara serampangan.

Ketika ada jaringan dan perangkat yang perlu diperbaiki atau diganti, para teknisi hanya perlu masuk ke dalam MUT untuk melakukan perbaikan. Dengan demikian, pekerjaan galian yang kerap terjadi seperti di jalanan Jakarta selama ini tidak lagi terjadi di sana.

MUT sebenarnya sudah digunakan sejak tahun 1850 di bawah kota Paris, Prancis. Sementara di Chiyoda, Tokyo, MUT telah dibangun sejak tahun 1926. Beberapa gempa yang sempat menghantam bahkan memorak-porandakan Tokyo, tidak memberi dampak yang berarti pada MUT yang berada di bawah tanah.

Sejak efektivitas fungsinya terbukti dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Paris di pertengahan abad ke-19, negara-negara lainnya di Eropa segera mengikuti jejak Prancis untuk menggunakan MUT sebagai model pengendalian kabel dan jaringan yang umumnya kecil namun vital dan bisa sangat meresahkan tatkala terjadi gangguan.

Selain jalanan rapi dan tidak terganggu pekerjaan galian atau tidak ada kabel-kabel kusut yang bergelayutan, masih ada beberapa keuntungan lain dari penggunaan MUT. Salah satunya dengan adanya sensor pada jalur MUT yang akan memberikan informasi ke ruang pengendali (control room), saat terjadi kerusakan. Hal itu membuat titik kerusakan cepat terdeteksi, sehingga tidak perlu membuang banyak waktu melakukan penelusuran guna menemukan lokasi kerusakan.

Box utilitas yang dibangun di bawah trotoar di Kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Foto diambil Selasa (15/8/2017).KOMPAS.com/NURSITA SARI Box utilitas yang dibangun di bawah trotoar di Kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Foto diambil Selasa (15/8/2017).
MUT juga dapat menjawab keresahan masyarakat terkait kemungkinan akan berkurangnya konservasi alam dan paru-paru dunia akibat pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang kaya vegetasi dan satwa liar. Dengan hadirnya MUT, wilayah dengan vegetasi dan satwa yang dilindungi tidak akan terganggu ekosistemnya.

Untuk menghindari perambahan hutan di beberapa kawasan, misalnya, MUT akan dibangun beberapa meter di bawah permukaan tanah, sehingga tidak akan mengganggu kawasan yang penuh vegetasi serta satwa yang perlu tetap dilestarikan keberadaannya.

Selama ini ada keengganan para pengembang wilayah perkotaan untuk melengkapi infrastrukturnya dengan MUT karena biaya pengadaan awalnya yang cukup tinggi.

Namun bila mereka mempertimbangkan keuntungan ekonomis dari biaya pemeliharaaan dan perawatan jaringan utilitas yang lebih efisien dan efektif, serta keuntungan non-ekonomis yang didapatkan dengan adanya MUT, seperti hilangnya tekanan psikologis bagi para pengguna jalan yang timbul dari gangguan pekerjaan galian di jalanan kota maka penyediaan MUT merupakan investasi yang menguntungkan.

Dengan berkurangnya tekanan psikologis dari jalanan kota, tingkat kreativitas dan produktivitas masyarakat akan lebih terjaga, sehingga menghasilkan trickle-down effect (dampak hasil berganda) yang akan tercermin pada pencapaian laba dan kinerja bisnis yang memuaskan. Hal itu pada gilirannya akan meningkatkan penerimaan pemerintah dari aspek pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Metode cost sharing dengan para pengguna MUT juga dapat diterapkan untuk meng-cover biaya investasi awal yang cukup tinggi, sebagaimana halnya juga dilakukan oleh para penyedia jasa menara antena GSM yang tersebar di hampir semua wilayah Indonesia.

Baca juga: Atasi Kabel Semrawut di Jakarta, Jakpro Bangun 25 Km Sarana Jaringan Utilitas Terpadu di Jaksel

Tentunya program ini perlu dikawal dengan perangkat kebijakan pemerintah daerah yang tidak memperbolehkan penggalian atau penanaman kabel sendiri secara sporadis oleh para provider di wilayah yang akses MUT-nya telah tersedia. Juga agar para provider jaringan perlu segera memindahkan instalasi yang telah ditanam sendiri tersebut ke dalam MUT, begitu fasilitas MUT telah dibangun dan dapat digunakan di wilayah bersangkutan.

MUT dengan segala keunikannya memiliki keuntungan tersendiri dengan bentuk alaminya yang menyerupai lorong panjang di mana semua kabel, jaringan dan pipa-pipa saluran dikumpulkan dalam sebuah koridor yang terhubung dengan pusat ruang pengendali, sehingga sangat mudah menemukan titik lokasi permasalahannya bila terjadi gangguan.

Penempatan MUT di bawah permukaan tanah yang topografinya tidak rata juga tidak akan menjadi masalah. Di bawah permukaan tanah yang naik dan turun, MUT justru dapat mengambil manfaatnya dengan memosisikan lorong tersebut dengan slope (kemiringan) tertentu, sehingga dapat mengarahkan aliran ke titik rendah tertentu dalam sistem drainase bila terjadi kebocoran, dan dapat membebaskan gas yang terperangkap ke suatu titik ketinggian tertentu agar dapat dikeluarkan dari dalam terowongan tersebut.

Di beberapa wilayah Eropa dan Amerika Utara, beberapa MUT dapat digunakan untuk memindahkan orang-orang dari suatu tempat yang rentan bahaya ke lokasi lain yang lebih aman tanpa harus melewati kawasan yang bermasalah. Tentunya ukuran dan luasnya koridor MUT perlu juga dipertimbangkan berdasarkan rencana penggunaannya di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com