JAKARTA, KOMPAS.com - Apakah Anda pernah melintasi Jalan Tol Solo-Ngawi? Kalau pernah, pasti sudah tak asing lagi dengan keberadaan jembatan ikonik di ruas tersebut.
Jembatan itu bernama Klodran yang didesain sebagai jembatan simpang susun (SS) dengan struktur cable stayed (kabel pancang).
Lantas, apa itu jembatan kabel pancang?
Jembatan ini menjadi pilihan karena model atau gayanya yang terlihat sangat modern. Meski begitu, desain jembatan ini nyatanya sudah ada sejak abad ke-16 lalu.
Bahkan, model jembatan kabel pancang itu pernah tidak dikenal dan digantikan dengan struktur suspension bridge atau jembatan gantung yang kemudian populer pada abad ke-19 dan 20.
Namun demikian, pada abad ke-21 terutama sejak 30 tahun terakhir, jembatan kabel pancang ini justru kembali booming dan kerap menjadi desain pilihan di berbagai negara.
Desain kabel pancang digambarkan dengan sebuah gelagar kabel dari baja yang menghubungkan dasar dengan menara jembatan.
Baca juga: Tol Solo-Ngawi Punya Jembatan Ikonik, Strukturnya Cable Stayed
Penting diketahui, jembatan cable stayed yang dibangun pertama kali pada abad ke-19 ternyata pernah mengalami kegagalan.
Pada Januari 1818, Jembatan Dryburg Abbey di Skotlandia juga pernah ambruk. Infrastruktur ini runtuh setelah enam bulan dibuka dan digunakan untuk umum.
Tak berhenti sampai di situ, enam tahun kemudian atau tepatnya 6 Desember 1824, Jembatan Saale River Bridge di Jerman pun ikut mengalami keruntuhan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.