Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Star City, Konsep Kota Bawah Laut yang Bawa Pulang Perunggu dari Pimnas 2022

Kompas.com - 08/12/2022, 09:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernahkah Anda membayangkan tinggal di bawah laut dan tetap beraktivitas layaknya sedang berada di daratan?

Meskipun terlihat bagaikan mimpi semata, konsep ini sudah mulai digaungkan oleh mahasiswa Universitas Indonesia yang berkompetisi di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) tahun 2022.

Tim dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTSL FTUI) yang menggagas desain kota futuristik Star City: Kota Bawah Laut berhasil meraih medali perunggu untuk kelas presentasi Gagasan Futuristik Tertulis (PKM GFT).

Baca juga: Buat Hunian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Kantongi Medali Perak di PIMNAS 2022

Tim ini terdiri dari Juan Fidel Ferdani (Teknik Sipil), Irwan (Teknik Lingkungan), Rubby Anistia Prasetyo (Teknik Sipil), Brily Najmussabah (Teknik Lingkungan), dan Evan Ariel Christoper (Teknik Sipil). Mereka dibimbing oleh Dosen DTSL FTUI, Dr. Nyoman Suwartha, S.T., M.T., M.Agr.

Star City merupakan konsep kota bawah laut dengan tiga keunggulan, yaitu kemandirian energi, kemandirian pangan, dan hunian berketahanan.

Menurut Nyoman, ada beberapa aspek yang ditonjolkan dalam konsep Star City yang dipresentasikan.

 

“Pertama, dalam menjaga kelangsungan energi, Star City menggunakan sumber energi ramah lingkungan berbasis energi cahaya, panas, dan gerak,” jelasnya.

Dikatakan, energi panas yang digunakan berasal dari Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) dan energi panas berasal dari radiasi matahari, sedangkan untuk energi gerak berasal dari energi gelombang air laut (wave energy).

“Kedua, untuk memenuhi kebutuhan pangan, kami mengaplikasian inovasi sistem cocok tanam berbekal pada lahan terbatas, yaitu konsep microgreen,” papar Nyoman.

Microgreen sendiri merupakan tanaman yang dipanen pada rentang 7-14 hari atau setelah melewati proses perkecambahan.

Spesies yang dapat dijadikan microgreen sangatlah beragam seperti sayuran, rempah-rempah, hingga bahan pangan pokok seperti gandum.

Konsep kota bawah laut Star City sebagai hunian masa depan dirancang untuk memanfaatkan sinar matahari dan gelombang air laut sebagai sumber energi dengan dukungan teknologi, seperti OTEC, PLTGL, dan floating PV.

Struktur hunian di Star City akan menggunakan sistem damping structure, moda transportasi undersea maglev systems, dan sistem pengelolaan limbah dengan grey water treatment phycoremidiation.

Penghuni Star City juga dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan konsep microgreen vertical garden.

Selain sebagai kota hunian, Star City juga didesain menjadi pusat konservasi laut dengan dilengkapi inovasi budidaya terumbu karang (Marine Cultures), teknologi monitoring megafauna laut (WIPSEA), dan galeri koleksi keanekaragaman hayati laut (Marine Gallery).

Baca juga: Proyek Tol Bawah Laut IKN Bakal Jadi yang Terdalam di Dunia

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com